Aqsa Working Group (AWG) memberangkatkan relawan Muhammad Fatur Rohman. Foto: AWG
Tunis: Aqsa Working Group (AWG) resmi memberangkatkan relawan Muhammad Fatur Rohman dari Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, menuju Gaza dengan menggunakan Kapal Kamr. Dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla, Fatur bergabung dengan enam aktivis internasional lainnya dan menjadi satu-satunya delegasi Indonesia di kapal tersebut.
Muhammad Fatur Rohman mulai berlayar menuju Gaza pada Jumat 19 September 2025 pukul 16.00 waktu Tunisia atau pukul 22.00 WIB.
Global Sumud Flotilla merupakan inisiatif kemanusiaan internasional yang menghimpun aktivis, relawan, dan organisasi masyarakat sipil dari berbagai negara. Misi ini bertujuan menembus blokade laut Zionis Israel terhadap Jalur Gaza sekaligus mengirimkan bantuan kemanusiaan secara langsung kepada rakyat Palestina. Nama Sumud diambil dari bahasa Arab yang berarti keteguhan, melambangkan semangat rakyat Palestina yang terus bertahan di tengah penindasan.
Fatur menyampaikan bahwa sebanyak 42 kapal telah berlayar menuju Gaza, dan Kapal Kamr yang ia tumpangi merupakan kapal terakhir yang diberangkatkan. Jumlah ini lebih sedikit dari target awal yaitu 70 kapal karena banyak kapal tidak memenuhi standar kelayakan untuk menuju Gaza.
Akibatnya, pemangkasan jumlah aktivis pun tidak bisa dihindari. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat para aktivis yang terlibat. Bahkan mereka yang terpaksa kembali ke negara masing-masing tetap memberikan dukungan penuh atas misi bersejarah ini.
Akan ada enam orang yang berada di Kapal Kamr, dengan rincian satu orang dari Indonesia yaitu Muhammad Fatur Rohman, empat orang dari Mauritania, dan satu orang dari Aljazair. Enam orang tersebut sudah termasuk kapten kapal.
Dalam pernyataannya pada live report Kamis 18 September malam waktu Tunisia atau Jumat 19 September 2025 pukul 01.00 WIB dini hari melalui kanal YouTube Aqsa Working Group, Fatur menegaskan bahwa motivasi utamanya didasari pada syariat agama.
“Ketika kita menolong orang maka itu akan menjadi jalan bagi kita untuk menuju surga,” ujar Fatur
Dalam live report tersebut, Fatur menunjukkan kapal yang akan ia tumpangi. Terlihat bendera Palestina, Tunisia, Mauritania, Algeria, dan Indonesia terpasang di tiang kapal tersebut. "Perjalanan ini estimasinya 10 sampai 14 hari, jika lancar dan tanpa rintangan seperti intersepsi dari
Zionis," tutur Fatur.
Ia mengatakan, mereka juga sudah membawa berbagai logistik yang diperlukan selama pelayaran berlangsung. Selain itu, Fatur mengungkapkan, mereka telah menyiapkan strategi apabila terjadi intersepsi dari Zionis Israel dan sekutunya, termasuk jika menghadapi serangan drone seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Pemuda asal Depok yang baru berusia 21 tahun itu juga merupakan anggota Ukhuwah Al Fatah Rescue (UAR). Pengalaman dan pengetahuan dalam bidang rescue yang ia miliki menjadi bekal penting dalam misi ini, selain kemampuan bahasa Inggrisnya yang memadai untuk komunikasi internasional.
Fatur pun memohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia, khususnya dari kedua orang tuanya. Ia berkata, “Bismillahirrahmanirrahim, saya akan turut berlayar ke Gaza menggunakan Kapal Kamr.”
Dukungan penuh datang dari pihak keluarga. Edi, ayahanda Fatur, menyampaikan keikhlasan melepas putranya dalam misi ini. “Selaku orang tua, insya Allah kami ridho. Meskipun secara manusiawi kami merasa berat dan khawatir, namun amanah ini kami terima dengan ikhlas.”
Pembina Utama AWG Imaam Yakhsyallah Mansur menegaskan bahwa keberangkatan ini merupakan bagian dari perjuangan besar umat Islam untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa. Menurut beliau, pembebasan Masjid Al-Aqsa adalah ketentuan Allah Ta’ala yang pasti terjadi. “Jihad itu berat, tetapi semua bisa diatasi jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah dan bersama-sama.”
Hal senada disampaikan Pengawas Maemuna Center, Ir. Faried Thalib, yang menyebut Fatur sebagai salah satu putra terbaik Indonesia yang mendapat kehormatan terpilih dalam misi kemanusiaan ini. “Jangan merasa ujub, ikhlaskan semua karena Allah. Selamat berjuang, selamat berjihad.”
Ketua Presidium AWG Muhammad Anshorullah menekankan bahwa pelayaran ini akan berlangsung panjang, minimal sepuluh hari, dan menjadi pengalaman berharga bagi Fatur. Ia berpesan agar Fatur menjaga ibadah wajib tepat waktu, menampilkan akhlak seorang muslim, serta berusaha menjadi pribadi yang paling bermanfaat bagi orang lain.
"Jika ada sesuatu yang urgen atau apa pun yang ingin disampaikan, jam berapa pun itu silakan telpon Presidium," pesan Anshorullah.
Presidium AWG Rustam Effendi menambahkan, “Jadikan ini untuk tujuan bagi Fatur untuk menuju ridho Allah. Selalu berzikir dan berkabar kepada kami. Semua kita serahkan pada Allah. Fatur adalah delegasi Indonesia dan delegasi Aqsa Working Group yang akan berlayar ke Gaza.”
Sementara itu, Presidium AWG Rifa Berliana Arifin menyampaikan doa dan dukungan penuh. “Semoga Fatur dilindungi oleh Allah Ta’ala. Semoga pahala jihadnya dicatat oleh Allah dan menjadi pahala bagi kita semua yang mendukung misi kemanusiaan ini.”
Seluruh pengurus AWG melepas keberangkatan Muhammad Fatur Rohman dengan penuh rasa bangga nan haru. Ribuan doa mengalir untuknya. Keberangkatan Fatur bukan hanya mewakili organisasi AWG, tetapi mewakili seluruh rakyat Indonesia sekaligus masyarakat dunia yang mencintai Palestina. Semoga Allah Ta'ala menjaga dan meridhoinya. Mari terus mengawal dan mendoakan misi ini agar berhasil dan para aktivis bisa kembali ke negara-negara masing-masing dalam keadaan sehat wal 'afiyah.
Selain Muhammad Fatur Rohman, Indonesia juga diwakili oleh Wanda Hamidah yang turut berlayar menuju Gaza. Kehadiran mereka memperkuat partisipasi Indonesia dalam solidaritas global untuk Palestina.
AWG sebenarnya telah mengirimkan empat relawan terbaik dalam misi Global Sumud Flotilla ini. Namun karena berbagai tantangan yang dihadapi, termasuk keterbatasan kapal, dengan berat hati AWG memulangkan tiga relawannya dari Tunisia kembali ke Tanah Air. Alhamdulillah, Fatur Rohman mendapat kepercayaan dan kesempatan untuk berangkat ke Gaza dalam misi bersejarah ini.
Sejarah keterlibatan AWG dalam armada kemanusiaan ke Gaza sudah berlangsung panjang. Pada 2010, eks Ketua Presidium AWG, Asy-Syahid Nur Ikhwan Abadi, tercatat menjadi salah satu aktivis yang terlibat dalam misi Freedom Flotilla menggunakan kapal Mavi Marmara. Bahkan pada 2024, AWG turut mengirimkan tiga relawannya untuk kembali berlayar bersama Freedom Flotilla Coalition (FFC), meskipun qodarullah misi tersebut tidak jadi berangkat.
Aqsa Working Group (AWG) adalah suatu lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum muslimin untuk pembebasan Masjid Al-Aqsa dan membantu perjuangan rakyat Palestina.
AWG didirikan oleh komponen umat yang hadir dalam Al-Aqsha International Conference yang diselenggarakan di Wisma Antara pada 20 Sya’ban 1429 H/21 Agustus 2008 M di Jakarta.