PM Malaysia Anwar Ibrahim bersama Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn di gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025. (Metrotvnews.com)
Willy Haryono • 29 July 2025 17:36
Jakarta: Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn memuji peran Malaysia sebagai ketua ASEAN tahun 2025, dan menyebut kepemimpinannya sebagai krusial dalam menjawab tantangan regional maupun global saat ini. Hal itu disampaikan dalam sambutannya di gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025.
Dalam pidatonya, Kao menyatakan bahwa dunia tengah berada dalam situasi yang penuh ketidakpastian—mulai dari krisis ekonomi, disrupsi rantai pasok, hingga percepatan transisi digital dan energi hijau.
“Di tengah dunia yang terfragmentasi dan terus berubah, kepemimpinan Malaysia tampil dengan visi yang jelas, pendekatan yang pragmatis, serta semangat inklusif dan kohesif,” ujar Kao.
Kao menyoroti bahwa tahun 2025 menandai kelima kalinya Malaysia menjabat sebagai Ketua ASEAN, setelah sebelumnya di tahun 1977, 1997, 2005, dan 2015. Ia menilai bahwa dalam setiap periode tersebut, Malaysia selalu meninggalkan warisan kebijakan yang transformatif bagi ASEAN.
Di antaranya, Malaysia pernah mendorong penguatan kerja sama ekonomi regional, perluasan keanggotaan, hingga pengesahan ASEAN Vision 2025 yang kini menjadi dasar integrasi kawasan.
“Malaysia secara konsisten membentuk arah strategis ASEAN dan menjembatani kepentingan negara-negara anggota dengan dinamika global,” kata Kao.
Menurut Kao, di bawah tema "Inclusivity and Prosperity," Malaysia telah menghasilkan sejumlah terobosan penting selama masa keketuaan tahun ini. Di antaranya adalah:
Penetapan visi jangka panjang ASEAN 2045 yang mencakup cetak biru integrasi regional dua dekade ke depan; finalisasi perjanjian strategis seperti ASEAN Extradition Treaty; dan proses aksesi resmi Timor Leste sebagai anggota penuh ASEAN yang dijadwalkan Oktober 2025.
Selain itu, Kao juga menyebut kepemimpinan Malaysia berhasil menjaga hubungan konstruktif dengan mitra eksternal melalui forum-forum seperti KTT ASEAN–GCC dan ASEAN–Tiongkok.