Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Eko Nordiansyah • 4 August 2025 17:22
Jakarta: Pelaku industri air minum dalam kemasan (AMDK) menegaskan tidak ada standar usia dari galon guna ulang seperti yang masif dihembuskan sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) akhir-akhir ini. Disebutkan, usia galon tergantung pada treatment atau perlakuan dari para konsumen.
Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, Evan Agustianto mengatakan, galon guna ulang aman selama sesuai dengan standar pemakaian, antara lain tidak bocor, tidak terkontaminasi bahan kimia, dan tidak berbau.
“Jadi, untuk usia galon itu tidak ada standarnya. Itu tergantung dari kebijakan dari masing-masing perusahaan yang sudah dicantumkan dalam Prosedur Manual Mutu,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 4 Agustus 2025.
Ia mencontohkan, dalam SOP-nya dicantumkan maksimal penggunaan lima tahun, maka melakukan pengujian mikrobiologi rutin swab atau sampel galon kosong, dan uji migrasi galon dilakukan setiap berapa tahun sekali. BPOM juga rutin melakukan sidak untuk mengetahui hasil migrasi BPA-nya
“Yang jelas, kalau sesuai aturan, setiap perusahaan harus menguji galonnya ke balai yang mengeluarkan sertifikat hasil uji galonnya. Jadi ngapain LSM melakukan sidak untuk mengecek galon. Karena BPOM juga sudah rutin mengadakan pemeriksaan,” tutur pemilik perusahaan AMDK ini.
Baca juga:
Tarif Trump Mulai Berlaku, 5 Sektor Industri Ini Meski Digenjot |

Terpisah, pengamat pangan di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB Nugraha Edhi Suyatma menjelaskan, galon guna ulang itu secara teoritis sudah di-treatment oleh produsennya sebelum beredar di masyarakat. Dengan standar yang ada, ia menyebut, galon guna ulang aman.
“Mereka punya standar internal terkait mutu fisik, kimia dan keamanan pangannya. Jadi, insyaallah aman,” ungkap dia.
Dalam penelitian galon guna ulang oleh Seafast IPB dengan BPOM, Nugraha mengatakan, galon yang sudah diguna ulang sebanyak 50 kali dengan kondisi suhu penyimpanan yang ekstrim masih memenuhi regulasi standar BPOM terkait migrasi BPA-nya. Di samping itu, perlakuan konsumen juga memengaruhi.
“Artinya selama penggunaan ulang, galon itu masih aman karena migrasi senyawa spesifiknya tidak akan melebihi batas maksimum yang distandarkan. Jadi, perlakukan konsumen lebih mempengaruhi usia atau ketahanan daripada galon itu cepat rusak atau tidak,” ujar dia.
Untuk melihat galon air mineral masih layak pakai atau tidak, menurut Nugraha, sebenarnya sangat mudah. Ciri-ciri yang bisa diperhatikan konsumen diantaranya, integritas kemasannya masih jernih atau tidak, ada atau tidaknya goresan di bagian dalam, dan permukaannya masih halus atau tidak.
“Kalau penggunaannya bagus dan tidak ada garis, tidak tergores dan terbentur mungkin itu bisa lebih lama lagi. Jadi, yang paling utama itu bukan usia galonnya, tapi kondisi galonnya sebelum diisi. Walaupun baru dua bulan, tapi kalau kondisinya sudah tidak bagus maka itu tidak akan digunakan lagi oleh produsen,” ungkap dia.