BPS Tunda Rilis Neraca Dagang Jadi Awal Bulan, Ini Alasannya

Ilustrasi. Foto: Dok MI

BPS Tunda Rilis Neraca Dagang Jadi Awal Bulan, Ini Alasannya

Eko Nordiansyah • 15 May 2025 19:55

Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) menunda rilis neraca perdagangan April 2025. Biasanya laporan kinerja ekspor impor ini dilaporkan setiap tanggal 15 bulan sesudahnya, namun kini diganti menjadi awal bulan.

Dilansir dari laman resminya, BPS menyampaikan informasi perubahan jadwal rilis perkembangan ekspor dan impor. Upaya ini diklaim dalam rangka meningkatkan kualitas data, sehingga BPS akan merilis angka tetap perkembangan ekspor impor di setiap awal bulan.

"Sebagai bentuk komitmen BPS untuk menghadirkan data yang berkualitas, BPS tidak lagi merilis angka sementara perkembangan ekspor impor yang biasanya dikeluarkan setiap tengah bulan," tulis keterangan di laman resmi BPS, Kamis, 15 Mei 2025.

"Dengan demikian, pengguna data langsung memperoleh angka tetap kinerja ekspor dan impor untuk dimanfaatkan lebih lanjut," tulis BPS lagi.
 

Baca juga: 

Hasil Negosiasi dengan AS Jadi Penentu Nasib Perdagangan RI



(Informasi penundaan rilis neraca perdagangan. Foto: Dok BPS)

Bukan karena data jelek

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah penundaan ini dilakukan karena data perdagangan Indonesia jelak. Menurutnya, BPS independen dalam merilis data.

"Kalau BPS selalu independen dengan melaporkan statistiknya. Tidak ada kita kekhawatiran (data jelek)," ujarnya ditemui di Istana Negara.

Pada Maret 2025, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD4,33 miliar atau naik USD1,23 miliar secara bulanan (mtm). Tercatat, Indonesia mengalami surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2025 mencapai USD23,25 miliar atau tumbuh 5,95 persen dibandingkan Februari 2025 atau mtm. Peningkatan nilai ekspor itu didukung oleh kinerja ekspor migas dan nonmigas yang juga mengalami kenaikan.

Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Maret 2025 mencapai USD18,92 miliar, mengalami peningkatan 0,38 persen dibandingkan Februari 2025. Sedangkan secara tahunan (year on year), impor naik 5,34 persen dibandingkan Maret 2024. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)