Perayaan World of Coffee di Jakarta, 2025. (Dok. Metro TV)
Jakarta: World of Coffee resmi digelar di Jakarta pada Kamis, 15 Mei 2025. Indonesia mencatat sejarah sebagai negara produsen kopi pertama yang menjadi tuan rumah acara kopi terbesar se-dunia ini. Gelaran yang diselenggarakan oleh Specialty Coffee Association (SCA) tersebut akan berlangsung selama tiga hari hingga Sabtu, 17 Mei 2025.
Acara ini memikat lebih dari 30 ribu pengunjung dari berbagai negara. World of Coffee di Jakarta merupakan edisi kedua dari World of Coffee Asia, setelah sebelumnya pernah digelar satu dekade lalu.
Kembalinya World of Coffee ke kawasan Asia setelah satu dekade, dengan Jakarta sebagai tuan rumah edisi kedua World of Coffee Asia, menjadi momentum penting yang mencerminkan pergeseran geopolitik industri kopi. Indonesia, sebagai produsen kopi terbesar keempat dunia, tidak hanya tampil sebagai penghasil, tetapi juga sebagai pusat interaksi dan inovasi dunia kopi.
Bagaimana sejarah penyelenggaraan World of Coffee? Siapa target utamanya? Apa saja kegiatan unggulan dalam rangkaian acaranya? Berikut penjelasannya:
Sejarah dan Penyelenggara World of Coffee
Foto: Acara World of Coffee tahun 2006 di Swiss. (Newscai)
Melansir Newscai tahun 2006, acara ini pertama kali diselenggarakan pada 2006 di Bern, Swiss, oleh
Specialty Coffee Association of Europe (SCAE).
Setelah SCAE bergabung dengan
Specialty Coffee Association of America (SCAA) pada 2017 dan membentuk
Specialty Coffee Association (SCA), acara ini berkembang menjadi pameran dagang tahunan berskala internasional yang paling dinanti oleh komunitas kopi dunia.
Sebagai penyelenggara utama, SCA memiliki misi membangun ekosistem kopi spesialti global yang berbasis pada keberlanjutan, inklusivitas, dan pertukaran pengetahuan.
World of Coffee menjadi wahana strategis bagi SCA untuk menjembatani seluruh rantai nilai kopi – mulai dari petani dan eksportir kopi hijau di negara produsen, hingga roaster, barista, pemilik kafe, importir, teknolog pangan, akademisi, desainer kemasan, hingga pecinta kopi profesional.
Melalui acara ini, SCA berupaya mendorong pertukaran pengetahuan, inovasi, serta peluang bisnis di sektor kopi.
World of Coffee dirancang agar berbagai kalangan dalam industri kopi dapat berjejaring (networking), menemukan tren dan produk terbaru, serta memperkuat rasa kebersamaan dalam komunitas kopi spesialti.
Lokasi Penyelenggaraan dari Tahun ke Tahun
World of Coffee dikenal sebagai acara keliling yang diadakan bergantian di kota-kota besar Eropa dan kini meluas ke kawasan lain. Beberapa lokasi penyelenggaraan sebelumnya antara lain Kopenhagen (2008), Wina (2012), Gothenburg (2015), Dublin (2016), Budapest (2017), Amsterdam (2018), Berlin (2019), Milan (2022), dan Athena (2023).
Pada 2024, edisi Asia pertama digelar di Busan, Korea Selatan. Sedangkan Jakarta menjadi tuan rumah edisi Asia kedua pada 2025.
Pemilihan lokasi selalu mempertimbangkan kesiapan infrastruktur, komunitas kopi lokal, dan keterhubungan dengan pasar internasional. Pindahnya
World of Coffee ke kawasan Asia mencerminkan pergeseran dinamika global industri kopi, di mana negara-negara produsen kini menjadi pusat pertumbuhan baru sekaligus panggung inovasi.
Rangkaian Kegiatan dan Target Peserta
Melansir laman
World of Coffee, acara ini menyuguhkan berbagai kegiatan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelaku industri kopi di seluruh mata rantai, dari hulu hingga hilir. Beberapa kegiatan utama yang diselenggarakan meliputi:
1. Pameran Dagang Internasional (Trade Exhibition)
Kegiatan ini merupakan inti acara yang menampilkan lebih dari 350 perusahaan kopi spesialti dari berbagai negara. Peserta pameran meliputi produsen mesin espresso, penyedia biji kopi hijau, roastery artisan, penyedia susu alternatif, perusahaan logistik kopi, hingga teknologi digital untuk pelacakan rantai pasok.
Area pameran menjadi tempat pengunjung menjalin relasi bisnis, sourcing produk baru, dan membangun kemitraan dagang.
2. Kompetisi Dunia (World Coffee Championships)
World of Coffee menjadi tuan rumah beberapa kompetisi resmi seperti World Barista Championship (WBC), World Brewers Cup, World Latte Art Championship, dan Cup Tasters Championship. Kompetisi ini mempertemukan barista dan penyeduh kopi terbaik dari seluruh dunia yang telah memenangkan seleksi nasional di negaranya masing-masing.
3. Program Edukasi (Lectures, Workshops, and Training)
Kegiatan ini diadakan secara paralel selama acara berlangsung, sesi edukatif ini membahas tema-tema mendalam seperti teknik seduh mutakhir, manajemen kedai kopi, keberlanjutan dan jejak karbon industri kopi, sertifikasi kopi hijau, serta inovasi dalam kemasan dan branding. Peserta dapat mengikuti kelas bersertifikat dan diskusi panel bersama pakar industri global.
4. Roaster Village dan Cupping Room
Untuk kegiatan ini, terdapat area khusus yang menampilkan roaster-roaster independen dari berbagai negara yang menyuguhkan hasil sangraian mereka secara langsung. Di samping itu, tersedia ruang cupping bersama di mana pelaku industri dapat mencicipi kopi dari berbagai origin, berdiskusi soal karakteristik rasa, serta menjajaki kerja sama pembelian langsung.
5. Best New Product & Coffee Design Awards
World of Coffee memberikan penghargaan resmi bagi produk dan desain terbaik di industri kopi. Produk baru dinilai dari aspek inovasi, efisiensi, dan dampak keberlanjutan, sementara penghargaan desain meliputi desain kemasan, booth pameran, hingga konsep visual kedai kopi. Produk dan karya pemenang akan dipajang secara khusus selama acara.
6. SCA Community Lounge & Networking Events
Selain kegiatan resmi, pengunjung dapat berjejaring di lounge komunitas SCA dan berbagai side events seperti diskusi terbuka, meet-up regional, atau pesta komunitas. Kegiatan ini memfasilitasi pertukaran ide, promosi kolaborasi lintas negara, dan memperkuat solidaritas komunitas kopi global.
Target peserta
World of Coffee mencakup seluruh lapisan pelaku industri kopi.
Data partisipan menunjukkan bahwa lebih dari 70% audiens
World of Coffee terdiri dari pelaku industri aktif, di antaranya roaster (29%), pemilik kafe (22%), pebisnis kopi hijau dan logistik (13%), barista dan profesional penyeduhan (8%), serta pelaku inovasi dan edukasi (sisanya mencakup start-up, LSM, peneliti, dan media).
Target audiens ini menggambarkan karakter acara yang bukan hanya bersifat bisnis, tetapi juga edukatif dan kolaboratif lintas sektor.Acara ini juga terbuka bagi konsumen pecinta kopi yang ingin mengenal lebih jauh perkembangan terbaru industri kopi spesialti.
Peran Strategis Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, saat pembukaan acara, menyebut bahwa Indonesia adalah produsen kopi terbesar keempat dunia. Menurutnya, penyelenggaraan
World of Coffee di Jakarta merupakan pengakuan global atas kualitas kopi Nusantara.
Ia juga menyoroti potensi 54 Indikasi Geografis kopi di Indonesia, termasuk Arabika, Robusta, Liberika, dan Excelsa.
Indonesia memiliki 1,25 juta hektare lahan kopi, namun rata-rata produktivitasnya masih di bawah satu ton per hektare. Dalam konteks ini,
World of Coffee menjadi forum yang ideal untuk mengangkat isu produktivitas dan regenerasi petani.
Kehadiran investor asing, pemilik waralaba kopi global, dan penyedia teknologi pertanian modern juga diharapkan mampu mempercepat modernisasi industri kopi lokal.
Acara ini menjadi peluang penting untuk menunjukkan kapasitas Indonesia sebagai pusat produksi sekaligus inovasi kopi dunia. Selain meningkatkan eksposur kopi lokal di pasar internasional,
World of Coffee Jakarta diharapkan mendorong kolaborasi lintas negara dan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan kopi global.
World of Coffee tidak hanya menjadi ajang pameran kopi terbesar, tetapi juga simbol dari dinamika dan solidaritas komunitas kopi global. Diselenggarakan di Jakarta pada 15-17 Mei 2025, acara ini mempertegas peran Indonesia sebagai pemain utama dalam peta kopi dunia.