Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati Reformasi 1998. Foto: MI/Devi Harahap.
Devi Harahap • 21 May 2025 17:26
Jakarta: Sejumlah Aktivis '98 lintas generasi berkumpul dalam acara diskusi bertajuk Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati Reformasi 1998 untuk mengenang peristiwa jatuhnya pemerintahan Presiden ke-2 RI Soeharto. Pertemuan itu diselenggarakan di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan (Jaksel).
Beberapa nama aktivis yang hadir di antaranya Faisol Riza, Habiburokhman, Riza Patria, Masinton Pasaribu, Immanuel Ebenezer, Qodari, dan Rocky Gerung. Lalu, tampak pula Haris Rusly Moti, Feri Amsari, Robertus Robert, Melkiades Laka Lena, Syahganda Nainggolan, Hariman Siregar, Agus Jabo, Sulaiman Haikal, Andrianto Andri, dan masih banyak lagi.
Aktivis Malari, Hariman Siregar menyampaikan bahwa pertemuan mereka hari ini memiliki kesamaan tanggal dengan jatuhnya Soeharto dari Presiden ke-2.
"Jadi sebelum saya mau mulai, saya mau cerita dulu, bahwa hari ini 27 tahun lalu tanggal 21 Mei, hari Kamis saya ingat, itu Pak Harto pidato bahwa dia mundur dan angkat Pak Habibie, wakilnya, jadi presiden," jelas Hariman.
Hariman juga menyebutkan bahwa mereka kembali berkumpul hari ini, tetapi yang menjadi Presiden adalah menantu Soeharto, yakni Prabowo Subianto. "Jadi percaya enggak percaya, kita boleh berusaha, tapi takdir yang menentukan," ungkapnya.
Sementara itu, Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) sekaligus Sosiolog Robertus Robert mengatakan demokrasi ekonomi pascareformasi hanya bisa dilakukan apabila syarat-syarat demokrasi politik telah tercapai.
"Jadi dalam isu itu, sebenarnya sejarah itu membuka peluang yang cukup lebar, tetapi seperti kebanyakan yang juga terjadi dalam banyak ide dan kebijakan, ini bisa berlalu sebagai sejarah fakta dalam kronologi dan gak menghasilkan apa-apa," kata Robertus.
Baca juga: Aksi Tabur Bunga Peringati Korban Tragedi 98 di TPU Pondok Rangon |