ilustrasi/medcom.id
Media Indonesia • 7 July 2023 08:07
Banjarbaru: Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memperketat pengawasan lalu lintas ternak yang masuk ke wilayah tersebut guna mengantisipasi penyebaran penyakit antraks seperti yang terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta.
"Tidak ada kasus antraks di Kalsel. Tetapi kita memperketat pengawasan ternak masuk, karena kebutuhan ternak sebagian dipasok dari luar Kalsel," tutur Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Suparmi, Jumat, 7 Juli 2023.
Ia menuturkan kasus serangan antraks di Gunungkidul, Yogyakarta, membuat pihaknya waspada. Namun, menurut Suparmi antraks tidak dapat berkembang di Kalsel karena pengaruh struktur tanah yang memiliki tingkat keasaman cukup tinggi.
Populasi ternak sapi di Kalsel sebanyak 150 ribu ekor, di mana sentra peternakan sapi terbesar ada di Kabupaten Tanah Laut. Disbunnak Kalsel mencatat kebutuhan konsumsi sapi di daerah ini mencapai 52 ribu ekor pertahun dan hampir separuhnya harus didatangkan dari daerah lain seperti NTB, Sulawesi dan Jawa Timur.
Sementara populasi ternak kerbau tercatat sebanyak 19.800 ekor yang didominasi kerbau rawa.
"Pengawasan ternak ini dilakukan bersama pihak Balai Karantina Pertanian," ujar Suparmi.
Adapun pengawasan ternak berupa seluruh hewan dan produk hewan diwajibkan harus memenuhi persyaratan seperti surat kesehatan hewan yang menyatakan ternak bebas dari penyakit antraks.
Antraks merupakan penyakit berbahaya yang berasal dari bakteri dengan tingkat penyebaran cepat, dapat menyerang hewan ternak dan menular ke manusia. Serangan antraks pada hewan dan manusia dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.