Target Pembangunan Tanggul Pantai Molor jadi 2030, Ini Alasan Pemprov Jakarta

Konferensi pers Pemprov Jakarta. Foto: MI/Mohamad Farhan Zhuhri.

Target Pembangunan Tanggul Pantai Molor jadi 2030, Ini Alasan Pemprov Jakarta

Mohamad Farhan Zhuhri • 17 December 2024 21:35

Jakarta: Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Ika Agustin mengatakan pembangunan tanggul laut pantai yang sebelumnya ditargetkan rampung 2028 kini menjadi 2030. Ia menyebut terdapat dua penyebab molornya target pembangunan infrastruktur pencegah banjir rob itu.

Pertama, yakni lambatnya pengadaan barang dan jasa untuk pembangunan tanggul pantai. Kedua, terkait aktivitas nelayan

"Kami tetap harus mengoordinasikan dengan nelayan yang ada di pesisir pantai," ucapnya di Gedung Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa, 17 Desember 2024.

Menurut Ika, pihaknya berupaya memahami kebutuhan nelayan di pesisir pantai. Dengan demikian, tanggul pantai tak cuma menjadi infrastruktur pengendalian banjir, melainkan bermanfaat bagi nelayan.

Ia mengatakan saat ini para nelayan meminta agar ada tempat untuk masuknya kapal atau parkiran kapal di tanggul pantai. Saran warga yakni untuk tetap dibangun lokasi parkir kapal yang juga tidak mengganggu aktivitas para nelayan. 

"Masukan-masukan dari warga itu menjadi input buat kami dalam desain-desain tanggul-tanggul yang akan dibangun. Kalau main ke Kali Baru pasti lihat deh, ada jalur khusus untuk nelayannya," sebutnya.
 

Baca juga: Pemprov Jakarta Habiskan Rp4,1 Miliar untuk Modifikasi Cuaca Sepanjang 2024

Ia menyebut pembangunan tanggul harus memastikan tambatan kapalnya tidak menghalangi alur pelayaran. Koordinasi dengan nelayan dinilai butuh waktu lebih. 

"Mereka kalau habis melaut, nelayan kan bawa tempat-tempat ikan. Kita perlu waktu untuk mengkoordinasikan itu semua, sehingga targetnya agak sedikit mundur sampai tahun 2030," lanjut dia.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengaku hendak berkomunikasi dengan Pramono Anung-Rano Karno selaku pemenang Pilkada Jakarta 2024 terkait percepatan pembangunan tanggul pantai. Ia mengatakan banjir rob akan terus terjadi sebelum pembangunan tanggul pantai rampung. Teguh berharap pembangunan tanggul pantai dapat dipercepat.

"Satu sisi, kalau itu bisa terpercepat, kemudian masyarakat juga tidak terkendala, mudah-mudahan bisa dipercepat," tutur Teguh di lokasi yang sama.

Tanggul pantai merupakan program yang termasuk dalam program utama penanganan banjir bernama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Selain tanggul pantai, NCICD juga meliputi pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall).
 
Baca juga: Banjir Rob Kembali Genangi Kawasan Muara Angke, Ketinggian Air Mencapai 60 Cm

Pembangunan NCICD dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, BUMN, serta Pemprov Jakarta. Pembangunan NCICD dibagi dalam tiga fase, yakni fase a, fase b, dan fase c. Fase A merupakan pembangunan tanggul pantai. Sementara, pembangunan giant sea wall termasuk dalam fase B dan fase C.

Fase A disebut sebagai pembangunan tanggul pantai lantaran tanggul yang dibangun terletak di pesisir pantai. Tanggul pantai berfungsi untuk mencegah banjir rob di utara Jakarta

Nantinya, tanggul pantai bakal memiliki panjang 39 kilometer. Pemprov DKI hanya kebagian mendirikan 20 kilometer tanggul pantai. Sementara itu, sebanyak 16,1 kilometer tanggul pantai telah didirikan.

Giant sea wall terletak menjorok ke laut. Tanggul ini tak berbatasan dengan pantai maupun pesisir. Pembangunan giant sea wall dilakukan langsung oleh Kementerian PU.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)