Aset kripto. Foto: Unsplash.
Jakarta: Memasuki bulan Ramadan, selain mempersiapkan iman dan ibadah, persiapan keuangan dan investasi juga diperlukan. Terlebih, berdasarkan survei Populix pada 2022, pengeluaran keuangan saat Ramadhan cenderung melonjak 25-50 persen lebih tinggi.
Co-CEO Reku Jesse Choi menyatakan, walaupun Ramadan identik dengan pengeluaran yang meningkat, alangkah baiknya jika masyarakat tetap memperhatikan alokasi keuangan yang sehat termasuk untuk berinvestasi.
"Menyusun rencana keuangan sangat diperlukan agar menghindari pengeluaran bersifat impulsif, seperti diskon belanja yang kerap menggiurkan. Dengan begitu, masyarakat diharapkan tetap bisa berinvestasi di tengah potensi meningkatnya pengeluaran saat Ramadan. Lebih dari itu, mendiversifikasi investasi ke sejumlah instrumen juga dapat menjadi strategi untuk mengoptimalkan prospek di berbagai kelas aset dan mengimbangi risiko investasi," jelas Jesse dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 18 Maret 2024.
Jesse juga optimistis terhadap iklim investasi di kelas aset global maupun Indonesia. Di aset global seperti kripto, Bitcoin tengah berada di tren bullish hingga sempat mencetak All-Time-High di Indonesia. Selain itu, Bitcoin Halving juga mendapatkan antusiasme besar dari investor.
"Kemudian saham Amerika Serikat (AS) juga terpantau positif melalui Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average yang baru-baru ini mencatat rekor tertinggi. Sementara di kelas aset Indonesia, pasar saham di sejumlah sektor juga dipercaya melaju positif pada Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri," imbuh dia.
Oleh karena itu, investor perlu mengoptimalkan kondisi tersebut dengan tetap mengalokasikan investasi dan melakukan diversifikasi.
Dalam memilih platform investasi, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Sanjaya menyampaikan pentingnya memilih platform investasi yang memiliki izin dan mendapatkan pengawasan dari regulator. Terlebih, per Februari 2024, jumlah investor kripto di Indonesia telah menembus 19 juta orang.
“Keamanan merupakan faktor yang tidak dapat dikompromi. Jadi, pastikan untuk memilih platform investasi yang terdaftar di Bappebti sebelum berinvestasi di aset kripto. Dengan begitu, investor dapat berinvestasi dengan nyaman karena sistem dan mekanisme transaksinya berada dalam pengawasan regulator. Apalagi pasar kripto dipercaya akan memasuki fase bull run, tentunya investor ingin mengoptimalkan momentum dan mengoptimalkan strategi investasinya dengan baik,” ungkap Tirta.
Sentimen bagi aset kripto dan saham
Sementara sentimen positif di aset kripto turut diungkapkan Co-Founder Komunitas BitcoinIndo21 dan Bitcoin Indonesia Dimas Surya Alfaruq menjelaskan pasar kripto diproyeksi akan menghijau saat Bitcoin Halving yang jatuh pada April mendatang atau bertepatan dengan momen Ramadan dan Lebaran.
“Bitcoin Halving yang membuat laju pasokan Bitcoin di pasar berkurang, memungkinkan harga Bitcoin berpotensi naik signifikan.Selain itu, permintaan terhadap Bitcoin juga terus meningkat sejak adanya Bitcoin ETF di awal Januari 2024, sebanyak 10 kali dari produksi harian Bitcoin saat ini (900 Bitcoin/hari). Sehingga ketika terjadi Bitcoin Halving, jika demand ini tetap meningkat disaat supply berkurang (menjadi 450 Bitcoin/hari), maka ada potensi kenaikan yang signifikan di kemudian hari,” jelas Dimas.
Dimas melanjutkan investor perlu mempersiapkan strategi trading dan investasinya agar dapat memanfaatkan situasi pasar dengan baik.
Secara historis, halving Bitcoin di 2013 mencatat peningkatan harga Bitcoin hingga 93,1 kali setara 164 juta. Kemudian Halving di 2017, harga Bitcoin meningkat 30,1 kali yang membuat Bitcoin mencapai level Rp300 juta. Selanjutnya tahun 2021 meningkat sebesar 7,8 kali, menyentuh All-Time-High (ATH) di angka Rp939 juta.
Selain itu, pasar saham juga diproyeksi positif. Founder Komunitas Saham Stocknow.id Hendra Wardana menjelaskan saham di sejumlah sektor seperti logistik, konsumer, dan transportasi cenderung meningkat saat Ramadan dan Lebaran.
“Dengan adanya potensi tersebut, investor kripto diharapkan bisa mendiversifikasi asetnya di pasar saham. Begitu juga investor saham juga bisa mempertimbangkan masuk ke aset kripto untuk menyambut bullish dan Bitcoin Halving. Sehingga dapat mendukung investor memanfaatkan momentum positif di sejumlah instrumen dengan lebih optimal,” kata Hendra.