Pemerintah Terus Kasih Pemanis Kebijakan untuk Tarik Investor di Sektor Hilirisasi

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Foto: Medcom.id

Pemerintah Terus Kasih Pemanis Kebijakan untuk Tarik Investor di Sektor Hilirisasi

Media Indonesia • 20 October 2023 18:32

Jakarta: Pemerintah Indonesia terus merangsang investor untuk bisa masuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor hilirisasi.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah tak segan memberikan insentif perpajakan sebagai pemanis (sweetener) kebijakan.

"Sampai hari ini Indonesia masih memberikan fasilitas pajak tax holiday dan tax allowance. Itu sebagai sweetener untuk merangsang investor bisa masuk menginvestasikan modalnya di Indonesia, khususnya pada sektor hilirisasi," ujar Bahlil dalam konferensi pers, dilansir Media Indonesia, Jumat, 20 Oktober 2023.

Ia membeberkan, pemerintah masih membutuhkan dana yang besar untuk mengejar target investasi hilirisasi 2023-2040 dari delapan sektor prioritas sebesar USD545,3 miliar atau sekitar Rp8.647 triliun (kurs Rp15.857).

Sementara itu, hingga Januari-September 2023, capaian investasi hilirisasi Indonesia baru senilai Rp266 triliun.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Insentif Tambahan Percepat Hilirisasi Batu Bara

Insentif tax holiday

Insentif tax holiday diperuntukkan bagi industri pionir dan fokus pada hilirisasi industri. Sementara, pemberian fasilitas perpajakan tax allowance berupa pengurangan penghasilan neto sebesar 30 persen dari jumlah nilai penanaman modal untuk enam tahun

"Namun tidak semua sektor kita beri tax holiday. Contoh pabrik smelter produk olahan nickel pig iron (NPI), dulunya kan masuk sebagai industri pionir. Tapi, sekarang tidak lagi menjadi industri pionir. Makanya, itu tidak lagi kita berikan tax holiday," jelas dia.

Selain itu, Bahlil menambahkan, kebijakan pemanis tersebut tidak terpengaruh dengan implementasi pajak minimum global (global minimum tax/GMT) sebesar 15 persen.

GMT disebut akan menghambat program hilirisasi karena memaksa negara-negara berkembang untuk kirim bahan baku ke negara-negara maju.

"Strateginya kita tetap pertahankan pemberian insentif. Kita tidak terpengaruh GMT. Karena itu sweetener negara harus dikasih. GMT itu kan bagi negara-negara yang sudah maju, tapi tidak punya bahan baku namun punya kapital yang besar," tutur dia.
 
(Insi Nantika Jelita)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)