Jakarta: Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes Dicky Tahapary menekankan pentingnya peran keluarga. Terutama, upaya untuk mencegah obesitas, yang dapat memicu munculnya penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan stroke.
Dalam acara diskusi kesehatan di Jakarta Dicky Tahapary menyampaikan bahwa penerapan gaya hidup sehat untuk mencegah diabetes membutuhkan peran serta seluruh anggota keluarga.
"Sebenarnya pola hidup untuk pasien obesitas itu kan pola hidup sehat. Makanya kita selalu bilang kalau ada pasien diabetes di keluarga, ya sekeluarga harus berubah," kata Dicky dikutip dari Antara, Kamis, 13 November 2025.
Ketua Klaster Metabolic Disorder, Cardiovascular, and Aging Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan bahwa gaya hidup sehat akan susah diterapkan kalau lingkungan keluarga tidak mendukung. Gaya hidup sehat yang dimaksud mencakup pengaturan konsumsi makanan.
"Pola makan sehat ini sebenarnya kadang-kadang persepsi pasien juga beda ya, (ada yang bilang) 'sehat tuh enggak makan nasi', dianggap sehat. Padahal gantinya makan mie, terus makan gorengan, kan sama aja," kata Dicky.
Dalam menerapkan pola makan yang sehat, dokter Dicky menyarankan penggunaan pedoman Isi Piringku. Pedoman itu diberikan Kementerian Kesehatan.
"Nasinya dikurangin, sayurnya ditambah, ada buah, protein juga. Dan proses makanan olahannya, tepung-tepungan dikurangin," kata Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) itu.
Menurut pedoman Isi Piringku, setiap kali makan, setengah bagian piring diisi dengan sayur dan buah dan setengah lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk.
Pedoman Isi Piringku juga mencakup anjuran untuk minum delapan gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum dan setelah makan.
Dokter Dicky mengatakan bahwa pola makan yang tidak sehat dapat memicu obesitas pada anak, yang selanjutnya bisa meningkatkan risiko anak mengalami diabetes tipe dua.
"Diabetes pada anak itu kalau jaman dulu sebagian besar, kebanyakan, karena genetik, atau diabetes tipe 1. Cuma sekarang dengan makin banyaknya obesitas pada anak-anak itu diabetes tipe 2 juga naik," katanya.
Ia menambahkan, riwayat diabetes pada orang tua juga berpengaruh pada risiko anak terkena diabetes.
"Kalau salah satu orang duanya diabetes, resiko anaknya diabetes tiga kali lipat lebih tinggi," kata Dicky.