Plt Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Sri Puji Wahyuni. Foto: Antara.
Anggi Tondi Martaon • 4 November 2025 17:26
Jakarta: Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sebanyak 1.720.658 orang yang diperiksa lingkar perut melalui Cek Kesehatan Gratis (CKG). Sebanyak 579.812 orang mengalami obesitas sentral.
"Sekitar 33,7 persen (dari orang yang diperiksa lingkar perut) mengalami obesitas sentral," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Sri Puji Wahyuni, dikutip dari Antara, Selasa, 4 November 2025.
Sementara itu, dari 446.116 orang yang dilakukan pemeriksaan tingkat aktivitas fisik. Sebanyak 423.521 orang atau 94,94 persen dinyatakan kurang aktivitas fisik.
Adapun hingga Oktober 2025, jumlah yang mendaftar program CKG di DKI Jakarta tercatat sebanyak 2.770.691 orang. Jumlah yang dilayani sebanyak 2.561.747 orang, atau setara dengan 92,46 persen dari total pendaftar.
Dari hasil pemeriksaan, temuan terbanyak berasal dari kelompok risiko penyakit kardiovaskular. Terutama obesitas sentral dan kurangnya aktivitas fisik.
Berkaca dari temuan tersebut, Puji mengatakan Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan memperluas kegiatan skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) melalui dua pendekatan. Salah satunya, di pelayanan berbasis fasilitas kesehatan di seluruh puskesmas, puskesmas pembantu, dan Klinik Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai Pemprov DKI Jakarta untuk melaksanakan kegiatan CKG secara rutin.
Kemudian, pendekatan berbasis komunitas melalui kegiatan CKG komunitas di Posyandu, lingkungan kerja, sekolah, maupun kegiatan masyarakat lainnya. Hal itu dilakukan agar skrining bisa menjangkau lebih luas, dan lebih dekat dengan warga.
Program Sehat
Puji mengatakan, Dinas Kesehatan DKI juga mengadakan program untuk mengajak masyarakat bergaya hidup sehat melalui Jakarta Berjaga (Bergerak, Bekerja, Berolahrga dan Bahagia). Implementasi program tersebut sudah memasuki tahun kedua.
Dalam program tersebut, peserta harus menyelesaikan tantangan melangkah minimal 7500 langkah per hari selama tiga minggu (21 hari) berturut turut. Dengan Jakarta Berjaga diharapkan lahir kebiasaan sehat di kalangan warga Jakarta yaitu berjalan kaki minimal 7500 langkah per hari.
Program lainnya yang juga dihadirkan yaitu Challenge Downgrade Ukuran Bajumu. Program tersebut mengajak masyarakat hidup lebih sehat dengan cara sederhana namun bermakna yakni dengan menurunkan ukuran baju.
"Maksudnya bukan hanya soal penampilan, tetapi mengurangi berat badan berlebih, memperbaiki kebugaran, dan menurunkan risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung serta komplikasinya," kata Puji.
Peserta yang mengikuti tantangan ini wajib melakukan jalan kaki minimal 7.500 langkah per hari, menggunakan aplikasi penghitung langkah di ponsel.
Kemudian, menerapkan pola makan sehat dengan konsep Isi Piringku setiap hari, melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari atau 150 menit per minggu, serta melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan satu minggu sekali selama tantangan berlangsung.
Puji menambahkan, Dinas Kesehatan DKI juga terus melakukan edukasi dan sosialisasi masif langsung kepada masyarakat melalui Puskesmas dan Rumah Sakit serta melalui berbagai media sosial terkait gaya hidup sehat.
"Kami juga menggandeng sektor swasta (CSR) dalam kegiatan edukasi dan sosialisasi, pengembangan sumber daya manusia, serta pendampingan teknis dalam program penanggulangan penyakit tidak menular," katanya.