Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kadin Aviliani. Foto: Medcom.id/Ilham Wibowo.
Insi Nantika Jelita • 13 June 2025 08:03
Jakarta: Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aviliani menyoroti dampak dari efisiensi anggaran pemerintah yang membuat pelaku usaha tertekan. Ini karena kebijakan tersebut tidak memberikan dampak yang konkret.
"Kami melihat efek pengalihan anggaran ini tidak memberikan dampak nyata kepada pengusaha," ungkap Aviliani dalam diskusi Kadin Global and Domestic Economic Outlook 2025, secara daring, dikutip Jumat, 13 Juni 2025.
Dia menekankan pentingnya fokus dalam pengalihan anggaran. Tanpa fokus yang jelas, pengaruhnya terhadap multiplier effect atau efek ganda ekonomi justru bisa melemah. Pemerintah menetapkan efisiensi anggaran sebesar Rp306,69?triliun selama tahun anggaran 2025
Lebih lanjut, Aviliani mengkhawatirkan pemangkasan anggaran dapat menghambat kemajuan ekonomi di daerah. Ia menyebut saat ini pertumbuhan ekonomi yang tinggi justru terjadi di wilayah luar Pulau Jawa, terutama yang mengandalkan sektor pertambangan. Sebaliknya, daerah-daerah yang sangat bergantung pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) justru mengalami pelemahan ekonomi.
"Kita lihat pertumbuhan yang tinggi justru terjadi di luar Pulau Jawa yang bergantung pada sektor pertambangan. Sebaliknya, daerah-daerah yang sangat bergantung pada APBD mengalami perlambatan pertumbuhan," jelas dia.
Selain aspek fiskal, Kadin juga menyoroti persoalan regulasi sebagai salah satu hambatan besar bagi dunia usaha. Banyak regulasi yang sebenarnya telah dibahas, namun belum kunjung diterbitkan. Hal ini, menurut Aviliani, menghambat pengusaha dalam mengambil keputusan bisnis secara tepat waktu.
Baca juga: Mensesneg Klarifikasi Anggaran Rp931 Miliar untuk Kendaraan Dinas |