Aktivitas di salah satu sekolah di Kamboja. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 28 July 2025 17:03
Phnom Penh: Pemerintah Kamboja resmi menunda pelaksanaan ujian kelulusan nasional untuk siswa kelas 12 di seluruh negeri akibat eskalasi konflik bersenjata yang terjadi di perbatasan dengan Thailand. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Menteri Pendidikan Hang Chuon Naron, Minggu, 27 Juli 22025.
“Ujian kelulusan SMA yang semula dijadwalkan pada 18 dan 19 Agustus akan ditunda ke 28 dan 29 Agustus,” ujar Naron melalui akun media sosial resminya, seperti dikutip The Peninsula, Senin, 28 Juli 2025.
Ia juga meminta para siswa, terutama yang berasal dari provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear, wilayah yang terdampak langsung oleh bentrokan antara pasukan Kamboja dan Thailand untuk tidak khawatir terhadap perubahan jadwal tersebut. Pemerintah, menurutnya, memahami kondisi darurat yang tengah berlangsung.
Bagi siswa yang mengungsi ke provinsi lain demi keamanan, Kementerian Pendidikan akan memberikan fleksibilitas agar mereka tetap dapat mengikuti ujian di lokasi pengungsian mereka.
Kementerian Pendidikan melaporkan bahwa sekitar 600 sekolah di lima provinsi perbatasan telah ditutup sementara akibat situasi keamanan yang memburuk. Penutupan ini berdampak pada 150.000 siswa dan lebih dari 6.000 guru, dengan sejumlah besar di antaranya terpaksa mengungsi ke wilayah yang lebih aman.
Konflik di perbatasan Thailand-Kamboja kini memasuki hari keempat. Lebih dari 100 orang dilaporkan tewas atau terluka dalam pertempuran, berdasarkan data gabungan dari kedua negara.
Pemerintah Thailand dan Kamboja menyebut lebih dari 100.000 warga sipil dari empat provinsi perbatasan telah dievakuasi ke pusat-pusat penampungan darurat.
Kedua negara saling menuduh sebagai pihak yang pertama kali melakukan pelanggaran hukum internasional dan memicu tembakan. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Bentrok, Warga Thailand dan Kamboja Tolak Tinggalkan Rumah di Perbatasan