FIFA Minta 15 Persen Kursi Penonton Indonesia vs Tiongkok Dikosongkan, Ini 5 Faktanya

Ilustrasi GBK. DOK Medcom

FIFA Minta 15 Persen Kursi Penonton Indonesia vs Tiongkok Dikosongkan, Ini 5 Faktanya

M Rodhi Aulia • 11 May 2025 11:55

Jakarta: Timnas Indonesia menghadapi ujian berat bukan hanya di lapangan, tapi juga di tribun. Menjelang laga penting melawan Tiongkok pada 5 Juni 2025 dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026, FIFA menjatuhkan hukuman kepada Indonesia akibat insiden diskriminatif suporter saat menjamu Bahrain, Maret lalu.

Insiden itu terjadi pada menit ke-80 laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), ketika ratusan suporter di sektor utara dan selatan terdengar meneriakkan slogan xenophobia. Perilaku ini melanggar Pasal 15 terkait diskriminasi dalam regulasi FIFA.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga menjelaskan bahwa FIFA telah mengirimkan surat keputusan resmi kepada PSSI. Surat itu berisi dua sanksi: denda administratif dan pembatasan penonton di laga kandang berikutnya.

"Jadi kita kemarin sudah mendapatkan surat dari FIFA. Dengan referensi FDD-23338 tentang Pasal 15 Diskriminasi, jadilah keputusan dari FIFA yang menyatakan PSSI harus bertanggung jawab atas perilaku diskriminatif suporter pada saat Indonesia melawan Bahrain yang dimainkan tanggal 25 Maret 2025 lalu," ujar Arya, Minggu, 11 Mei 2025.

Menurut Arya, sanksi ini menjadi pengingat bahwa perilaku suporter berdampak besar pada perjalanan tim nasional. Ia menegaskan bahwa PSSI berkomitmen menindaklanjuti teguran FIFA ini secara serius.

Berikut 5 fakta penting seputar sanksi FIFA yang berdampak langsung pada laga Timnas Indonesia vs China:

1. PSSI Didenda Lebih dari Rp400 Juta

FIFA menjatuhkan denda administratif kepada PSSI karena dianggap lalai mengantisipasi perilaku diskriminatif suporter. Nilai dendanya mencapai ratusan juta rupiah, dan wajib dibayarkan dalam waktu tertentu.

"Akibatnya yang pertama, PSSI didenda hampir setengah miliar rupiah, atau sekitar Rp400 juta lebih," ucap Arya.

Ia mengatakan, denda ini berasal dari pelanggaran terhadap pasal disiplin FIFA. PSSI pun disebut akan memperbaiki prosedur keamanan dan edukasi suporter untuk mencegah kejadian serupa.

Baca juga: Indonesia Disanksi FIFA Usai Insiden Diskriminasi saat Lawan Bahrain, Ini 7 Faktanya

2. 15 Persen Kapasitas GBK Harus Dikosongkan

Selain denda, FIFA juga menjatuhkan sanksi pengurangan kapasitas penonton di laga kandang selanjutnya. Ini akan langsung berdampak pada laga Indonesia vs Tiongkok di Stadion Utama GBK.

"Kemudian yang kedua, PSSI diperintahkan FIFA untuk memainkan pertandingan berikutnya dengan jumlah penonton terbatas. Dengan menutup sekitar 15 persen dari kursi yang tersedia, ini terutama di tribune di belakang gawang, artinya di utara dan selatan," kata Arya.

Ia menyebut lokasi tersebut sama dengan area terdengarnya chant diskriminatif pada laga kontra Bahrain. PSSI kini harus menyusun ulang distribusi tiket dan pengaturan tribun.

3. Masih Ada Peluang Diisi Komunitas Khusus

Namun, FIFA memberi kelonggaran agar kursi yang dikosongkan bisa tetap diisi oleh komunitas yang sejalan dengan nilai anti-diskriminasi. Opsi ini dianggap sebagai solusi win-win bagi atmosfer stadion.

"FIFA juga memberikan ruang untuk alternatif, boleh saja 15 persen itu diberikan, tapi kepada komunitas anti-diskriminasi, atau komunitas khusus, seperti keluarga, mungkin pelajar atau perempuan," jelas Arya.

Arya menambahkan bahwa PSSI sedang menyeleksi komunitas yang bisa diundang secara khusus. Mereka tetap harus tunduk pada aturan FIFA dan menunjukkan komitmen terhadap inklusivitas.

4. Harus Ajukan Rencana Tempat Duduk 10 Hari Sebelum Laga

FIFA mewajibkan PSSI mengirimkan rencana teknis terkait penempatan penonton dalam waktu yang ketat. Semua rencana itu harus dilaporkan dan disetujui oleh FIFA terlebih dahulu.

"Dan kita harus memberikan rencana kepada FIFA, rencana tempat duduk 10 hari sebelum pertandingan," ujar Arya.

Ia mengatakan rencana ini akan menyangkut alokasi penonton umum, komunitas, hingga pengaturan zona aman. Proses ini disebut harus transparan dan terverifikasi secara ketat.

5. Wajib Bawa Spanduk Anti-Diskriminasi

FIFA tidak hanya ingin tribun diisi secara selektif, tapi juga mendorong pesan edukatif secara visual. Oleh karena itu, setiap komunitas yang hadir wajib membawa simbol perlawanan terhadap diskriminasi.

"Dan mereka harus memasang nanti spanduknya, spanduk anti-diskriminasi. Jadi kemudian FIFA juga meminta kepada PSSI untuk bikin planning rencana komprehensif melawan tindakan diskriminasi di sepak bola Indonesia," tegas Arya.

PSSI akan bekerja sama dengan komunitas dan aktivis untuk merancang spanduk edukatif yang relevan. Langkah ini diharapkan bisa mengubah wajah tribun stadion menjadi lebih positif.

Sanksi ini menjadi pukulan telak bagi Timnas Indonesia yang tengah memburu tiket ke babak selanjutnya. Namun di sisi lain, hal ini juga menjadi momentum penting untuk membenahi budaya suporter Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)