Marak #KaburAjaDulu, Pakar Nilai Pemerintah Harus Siap Hadapi Brain Drain

Ilustrasi: Unsplash

Marak #KaburAjaDulu, Pakar Nilai Pemerintah Harus Siap Hadapi Brain Drain

Riza Aslam Khaeron • 20 February 2025 19:25

Jakarta: Tren media sosial dengan tagar #KaburAjaDulu semakin ramai diperbincangkan di kalangan anak muda Indonesia. Fenomena ini muncul sebagai bentuk ekspresi kritis terhadap kondisi sosial politik dalam negeri dan memicu kekhawatiran pemerintah akan potensi meningkatnya brain drain atau eksodus tenaga ahli ke luar negeri.

Melansir laman UGM, tagar ini dinilai Dosen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan dari Fisipol UGM, Dr. Hempri Suyatna mencerminkan sikap kritis dan sindiran generasi muda terhadap situasi sosial politik yang terjadi di tanah air saat ini. Situasi di dalam negeri dianggap kurang menguntungkan dan negara dianggap 'kurang hadir' dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi rakyat.

"Dalam konteks pengetahuan, misalnya, ada kekhawatiran bahwa efisiensi anggaran akan menyebabkan masa depan pendidikan terancam sehingga mendorong generasi muda untuk memilih ke luar negeri baik itu bekerja maupun menempuh studi," ujar Hempri.

Hempri juga menilai bahwa kondisi ekosistem inovasi dan riset di Indonesia masih belum sepenuhnya baik, baik dari segi insentif, gaji, regulasi, maupun hak cipta.

"Ekosistem inovasi dan riset di Indonesia belum sepenuhnya baik. Baik dari insentif, gaji, dukungan regulasi, hak cipta dan sebagainya," ujarnya.

Di satu sisi, keberangkatan generasi muda ke luar negeri dapat menjadi peluang jika mereka kembali dengan membawa ilmu dan pengalaman baru untuk mendukung pembangunan dalam negeri. Namun, di sisi lain, fenomena ini dapat menjadi ancaman apabila para diaspora tidak kembali ke tanah air.

"Bangsa ini masih kekurangan tenaga-tenaga terampil yang selama ini telah memunculkan ketimpangan ekonomi antar negara maupun lambatnya akselerasi pembangunan di Indonesia," jelas Hempri.
 

Baca Juga:
Kabur Aja Dulu, Balik Kemudian?

Untuk mengatasi tantangan brain drain ini, Hempri menekankan perlunya dukungan penganggaran bagi hilirisasi riset dan inovasi serta pembukaan lapangan kerja yang cukup bagi anak muda di tengah bonus demografi.

"Dukungan atas hilirisasi inovasi baik dalam bentuk pasar maupun pemberian intellectual property," pungkasnya.

Pemerintah diharapkan lebih siap menghadapi fenomena ini dengan menciptakan ekosistem yang menarik bagi generasi muda, baik melalui insentif finansial maupun kebijakan yang mendukung inovasi dan perkembangan karier di dalam negeri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)