Iran dalam fase baru Operasi True Promise III akan kejutan Israel. Foto: Press TV
Teheran: Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dalam fase baru Operasi True Promise III yang sedang berlangsung, meluncurkan rentetan rudal balistik dan pesawat nirawak besar-besaran ke wilayah Israel pada Senin 16 Juni 2025 malam. Operasi pembalasan berskala besar, yang diluncurkan pada Jumat malam, dilakukan dengan nama sandi "Ya Ali ibn Abi Talib."
Media Israel melaporkan bahwa sirene berbunyi di seluruh wilayah utara, tengah, dan selatan wilayah yang diduduki setelah Iran memulai fase kesembilan operasi pembalasannya.
Itu terjadi hanya beberapa jam setelah rezim Israel menyerang gedung Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) di Iran utara, yang secara luas dikutuk sebagai kejahatan perang yang mengerikan.
“Fase Operasi True Promise III ini diperkirakan akan lebih lama dan lebih intens daripada delapan fase sebelumnya, yang dimulai Jumat malam setelah agresi
militer Israel yang tidak beralasan terhadap Republik Islam Iran,” ucap sumber, seperti dikutip
Press TV, Selasa 17 Juni 2025.
Agresi tersebut berujung pada pembunuhan beberapa komandan militer Iran berpangkat tinggi, ilmuwan nuklir, dan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
Setelah menerima pukulan berat dalam delapan fase operasi sebelumnya, otoritas rezim Israel telah melarang siaran langsung operasi Iran, menurut laporan.
Para pemukim dilarang membagikan atau menerbitkan gambar atau video yang terkait dengan pembalasan Iran untuk menghindari rasa malu lebih lanjut bagi militer rezim yang tengah berjuang.
Namun, beberapa gambar yang bocor melalui media sosial menunjukkan para pemukim yang dilanda kepanikan bersembunyi di tempat perlindungan bawah tanah saat rudal dan drone menghujani tanah yang diduduki.
Beberapa laporan mengatakan kamera lalu lintas telah dimatikan di seluruh wilayah yang diduduki. Dalam perkembangan penting selama fase Operasi True Promise III ini, yang mendapat liputan signifikan di platform media sosial, rudal pencegat Israel tidak berfungsi dan jatuh bahkan sebelum rudal Iran mencapai Tel Aviv.
Dalam sebuah pernyataan setelah fase operasi ini diluncurkan, juru bicara IRGC mengatakan operasi akan terus berlanjut hingga pagi dini hari dengan rentetan rudal dan drone tanpa henti. “Fase True Promise III ini bersifat hibrida, yang melibatkan rudal dan drone,” sebut juru bicara IRGC.
Juru bicara tersebut selanjutnya menginformasikan bahwa dalam 72 jam terakhir, divisi kedirgantaraan IRGC telah, tanpa henti, menargetkan 545 lokasi milik rezim Israel dengan drone ofensif di seluruh wilayah pendudukan, dan menambahkan bahwa operasi akan terus berlanjut.
Pada hari Minggu, angkatan bersenjata Iran telah mengeluarkan peringatan keras kepada para pemukim di wilayah pendudukan, menyarankan mereka untuk segera mengungsi demi keselamatan mereka sendiri.
Kolonel Reza Sayyad, juru bicara Pusat Komunikasi Angkatan Bersenjata Iran, memperingatkan para pemukim bahwa tetap berada di daerah tersebut akan membahayakan nyawa mereka, karena Iran bersiap untuk melakukan pembalasan "yang menghancurkan" terhadap agresi militer Israel baru-baru ini.
“Tinggalkan wilayah yang diduduki. Meninggalkan tanah yang diduduki ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan hidup kalian,” kata Kolonel Sayyad, mengecam “rezim Zionis” atas agresi kriminal.
Operasi tersebut dilakukan setelah agresi Israel terhadap Republik Islam Iran yang dimulai pada Jumat pagi dan telah mengakibatkan terbunuhnya banyak komandan militer Iran berpangkat tinggi, ilmuwan nuklir, dan warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita.
Di antara para martir tersebut adalah Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran; panglima tertinggi IRGC Hossein Salami; Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, kepala divisi kedirgantaraan IRGC; komandan senior IRGC Jenderal Gholam Ali Rashid; dan kepala Organisasi Intelijen IRGC, Brigadir Jenderal Mohammad Kazemi.
Ilmuwan nuklir Dr. Fereydoon Abbasi, Dr. Mohammad Mehdi Tehranchi, dan Dr. Abdolhamid Minoucher juga tewas dalam serangan terpisah.
Sebelum operasi itu diluncurkan pada hari Jumat, Pemimpin Revolusi Islam, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, mengatakan rezim Zionis telah membuat "kesalahan besar, kesalahan fatal" dengan menargetkan wilayah sipil di seluruh Iran dan memperingatkan bahwa konsekuensinya akan "menghancurkan mereka."
"Bangsa Iran tidak akan mengabaikan darah para martirnya yang berharga dan tidak akan mengabaikan agresi terhadap langitnya," katanya dalam pesan yang disiarkan televisi.