Ilustrasi. Foto: Freepik.
15 February 2025 12:01
Jakarta: Dalam sebuah laporan, para ahli strategi ING Group menganalisis dampak potensial dari tarif 25 persen Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk impor baja dan aluminium terhadap lanskap perdagangan Asia.
Menurut ING, Vietnam tampak paling terpapar, dengan ekspor baja dan aluminium ke AS sebesar 0,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2024. Peran Vietnam sebagai pengolah utama baja setengah jadi Tiongkok untuk diekspor kembali memperkuat kerentanannya.
Korea Selatan juga menghadapi paparan yang signifikan. Meskipun saat ini Korea Selatan menikmati kuota ekspor bebas tarif, ekspornya ke AS baru-baru ini berada di bawah batas ini.
"Meskipun tidak pasti apakah Trump akan menghapus sistem kuota, tampaknya Korea Selatan memiliki pengaruh negosiasi," tulis laporan ING seperti dikutip dari Investing.com, Sabtu, 15 Februari 2025
Secara keseluruhan, dampak yang lebih luas dari kebijakan 'America First' Trump akan sangat dirasakan oleh Tiongkok, Korea, dan Vietnam, yang memiliki surplus perdagangan yang besar dengan AS dan sangat bergantung pada permintaan eksternal.
"Ambisi Trump untuk meningkatkan produksi domestik barang-barang berteknologi tinggi akan berdampak pada ekonomi Asia yang merupakan eksportir utama semikonduktor, kecerdasan buatan (AI), dan barang-barang yang berhubungan dengan sektor energi baru," kata para ahli strategi ING dalam catatan tersebut.
Jepang dan Taiwan juga menghadapi risiko yang lebih tinggi. Ini terjadi karena ekspor mereka yang signifikan di sektor-sektor ini.
Sebaliknya, India dan Filipina tidak terlalu terekspos karena ekonomi mereka lebih banyak didorong oleh permintaan domestik. Namun, ING memperingatkan, jika perdagangan jasa ditargetkan oleh tarif Trump, sektor-sektor seperti outsourcing dan layanan perangkat lunak dapat terkena dampak negatif.
Baca juga: Bersama ASEAN, Vietnam Serukan Antisipasi Dampak Kebijakan Tarif Trump |