Rusia Minta NATO Tarik Janji Keanggotaan untuk Ukraina

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova. (EPA-EFE)

Rusia Minta NATO Tarik Janji Keanggotaan untuk Ukraina

Willy Haryono • 18 February 2025 19:39

Moskow: Rusia meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk menarik janjinya di tahun 2008 yang menjanjikan keanggotaan kepada Ukraina suatu hari nanti, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova pada Selasa, 18 Februari 2025.

Keanggotaan Ukraina di NATO tidak dapat diterima oleh Rusia, dan sikap aliansi tersebut untuk menolak Ukraina bergabung belum lama ini sudah tidak lagi cukup bagi Moskow, lanjut dia.

"Perlu dicatat bahwa penolakan untuk menerima Kyiv ke dalam NATO sudah tidak cukup sekarang," tegas Zakharova dalam menanggapi pertanyaan dari kantor berita Reuters.

"Aliansi harus menarik janji Bukares tahun 2008,” sambungnya, merujuk pada pertemuan di ibu kota Romania di tahun 2008.

"Jika tidak, masalah ini akan terus meracuni atmosfer di benua Eropa," tutur Zakharova, dikutip dari The Straits Times.

Ia mengatakan bahwa Ukraina perlu kembali ke posisi deklarasi kedaulatannya dari Uni Soviet tahun 1990, di mana Kyiv mengatakan bahwa negara itu akan menjadi negara netral permanen, tidak berpartisipasi dalam blok militer dan tetap bebas nuklir.

"Yang perlu dilakukan Ukraina adalah kembali ke asal-usul kenegaraannya sendiri dan mengikuti isi dan semangat dokumen," sebut Zakharova.

"Ini akan menjadi jaminan terbaik bagi keamanannya," lanjut dia, seraya menambahkan bahwa keanggotaan NATO maupun intervensi Barat "dengan kedok kontingen penjaga perdamaian" tidak dapat memberi Ukraina keamanan seperti itu.

Keanggotaan NATO

Dalam pertemuan puncak di Bucharest pada April 2008, NATO menyatakan bahwa Ukraina dan Georgia akan bergabung dengan aliansi pertahanan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) - tetapi tidak memberi mereka jadwal atau rencana tentang cara mencapainya.

Deklarasi tersebut merupakan kompromi yang menutupi keretakan antara AS, yang ingin menerima kedua negara, dan Prancis serta Jerman, yang khawatir hal itu akan membuat Rusia marah.

Rusia telah berulang kali mengutip perluasan NATO pasca-Soviet, dan khususnya ambisi NATO Kyiv, sebagai alasan perang di Ukraina. NATO menolaknya, dengan mengatakan bahwa itu adalah aliansi pertahanan yang selama tiga tahun terakhir telah membantu Kyiv untuk melawan invasi Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan AS, sejak berakhirnya Perang Dingin, telah dengan arogan mengabaikan kekhawatiran sah Rusia tentang perluasan NATO, yang dibentuk di tahun 1949 untuk memberikan keamanan kolektif bagi sekelompok negara Barat melawan Uni Soviet.

Reuters melaporkan pada bulan November bahwa Putin terbuka untuk membahas kesepakatan damai Ukraina dengan Trump, tetapi mengesampingkan membuat konsesi teritorial besar dan bersikeras Kyiv harus meninggalkan ambisi untuk bergabung dengan NATO.

Baca juga:  Arab Saudi Jadi Tuan Rumah Perundingan AS-Rusia Hari Ini, Ukraina Tak Diajak

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)