PM Israel, Benjamin Netanyahu dan Menlu AS, Marco Rubio, 16 Februari 2025. (EFE-EPA/OHAD ZWIGENBERG / POOL)
Riza Aslam Khaeron • 17 February 2025 12:50
Yerusalem: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa "gerbang neraka pasti akan terbuka" jika seluruh sandera yang ditahan Hamas di Gaza tidak dibebaskan. Mengutip The Times of Israel (TOI) pada Senin, 17 Februari 2025, pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, di kantornya di Yerusalem.
Netanyahu menekankan bahwa Israel dan Amerika Serikat bekerja dalam "koordinasi penuh" dalam menangani situasi di Gaza. "Kami memiliki strategi bersama, dan kami tidak selalu dapat membagikan detail strategi ini kepada publik," ujar Netanyahu.
"Termasuk kapan gerbang neraka akan terbuka, karena itu pasti akan terjadi jika semua sandera kami tidak dibebaskan, hingga yang terakhir dari mereka."
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengeluarkan peringatan bahwa jika Hamas tidak membebaskan seluruh sandera pada tenggat waktu yang ditetapkan, maka kesepakatan gencatan senjata harus dibatalkan dan "neraka harus meledak."
Netanyahu sendiri mengadakan rapat kabinet keamanan pada Sabtu malam untuk membahas langkah-langkah berikutnya, namun belum memberikan pernyataan mengenai keputusan yang akan diambil Israel.
Hamas pada hari yang sama membebaskan tiga sandera pria dalam kondisi hidup, sesuai dengan ketentuan kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya. Namun, beberapa hari sebelumnya, kelompok tersebut menyatakan bahwa mereka menghentikan pembebasan sandera hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Netanyahu menegaskan bahwa tujuan utama Israel dalam perang ini tetap tidak berubah: menggulingkan Hamas, mengembalikan seluruh sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel di masa depan. Rubio, dalam pernyataannya, menyatakan bahwa Trump mendukung penuh langkah Israel.
"Presiden Trump telah sangat jelas bahwa Hamas tidak dapat terus berfungsi sebagai pemerintahan atau kekuatan militer. Hamas harus diberantas sepenuhnya," kata Rubio.
Trump sendiri pada Sabtu menegaskan bahwa Israel memiliki kebebasan penuh untuk memutuskan respons mereka terhadap Hamas yang gagal memenuhi tenggat waktu pembebasan sandera.
"Amerika Serikat akan mendukung keputusan yang mereka ambil!" tulis Trump di platform TruthSocial miliknya, pada 15 Februari 2025.
Rubio juga menegaskan bahwa pembebasan para sandera harus menjadi prioritas utama. "Ini bukan pilihan, ini harus terjadi," katanya dalam konferensi pers. Dia juga menambahkan bahwa Trump berkomitmen kuat untuk memastikan setiap sandera yang masih berada di Gaza dapat pulang dengan selamat.
Saat ini, Hamas dan Israel masih menjalankan fase pertama gencatan senjata selama 42 hari. Namun, negosiasi untuk fase kedua yang mencakup pembebasan sandera lainnya serta diskusi mengenai kemungkinan akhir perang secara permanen belum dimulai secara resmi.
Meskipun kesepakatan gencatan senjata mengharuskan Israel untuk mengirim negosiator dengan mandat yang jelas, hingga saat ini belum ada langkah yang diambil ke arah tersebut.
Baca Juga: Netanyahu Sebut Pengusiran Warga Gaza Penting untuk Masa Depan Israel |