CIO BPI Danantara Pandu Sjahrir. (Metrotvnews.com/Duta Erlangga)
Husen Miftahudin • 16 October 2025 11:45
Jakarta: Chief Investment Office (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Pandu Sjahrir menyayangkan rendahnya volume perdagangan harian (daily trading volume) di pasar modal Indonesia, yang hanya USD1 miliar per hari.
Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan India dengan volume perdagangan harian di pasar modalnya telah mencapai USD12 miliar hingga USD15 miliar per hari. Hong Kong lebih besar lagi, dengan USD40 miliar sampai USD50 miliar per hari.
"India tahun 2012-2018, sama dengan kita. Terus terjadi demutualisasi di mereka, sekarang mereka sudah mencapai USD12 miliar sampaii USD15 miliar per hari," ungkap Pandu dalam forum bertajuk "1 Tahun Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth" di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.
CIO BPI Danantara Pandu Sjahrir. (Metrotvnews.com/Duta Erlangga)
Menurut Pandu, demutualisasi menjadi kunci bagi pasar modal Indonesia untuk meningkatkan volume perdagangan harian di pasar modal. Jika ini meningkat, maka dapat mendorong investasi karena menunjukkan likuiditas dan aktivitas pasar yang tinggi, yang mengindikasikan peluang bagi investor, terutama
day trader, untuk masuk dan keluar dari pasar dengan mudah.
Volume perdagangan yang tinggi juga berarti harga aset lebih efisien dan adil karena transaksi lebih banyak terjadi, yang dapat membantu dalam mengambil keputusan investasi yang lebih baik.
"Kenapa ini penting? Karena kalau melihat pengusaha-pengusaha di Indonesia, di sini hanya mikir
cashflow. Kalau pengusaha-pengusaha di luar negeri mereka ngomogin harga saham, market cap, bukan hanya
cashflow," tutur dia.
"Maka itu, ini harus ada yang namanya semacam recycling of capital dimana pengusaha bisa cashing in, mencari untung, yang memang
at the end mencari (untungnya) di pasar modal. Dengan begitu,
daily trading volume menjadi naik," jelas Pandu menambahkan.