Wamenlu Sebut Deklarasi New York Hidupkan Kembali Prospek Negara Palestina Merdeka

Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir. Foto: Metrotvnews.com.

Wamenlu Sebut Deklarasi New York Hidupkan Kembali Prospek Negara Palestina Merdeka

Fajar Nugraha • 5 August 2025 21:47

Jakarta: Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir menekankan inti dari High Level Conference on Two-State Solution (HLC-2SS) pada 30 Juli 2025 di Markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS). Pertemuan itu menjadi terobosan yang menghidupkan kembali prospek negara Palestina yang merdeka.

Menurut Wamen yang akrab disapa Tata ini tujuan konferensi ini untuk mencari solusi dari konflik yang ada selama ini antara Palestina dan Israel dan semua ketahui semua bahwa solusi yang disepakati secara internasional adalah solusi dua negara, two side solution.

“Kalau kita lihat bahwa upaya untuk mencapai two side solution ini, pembahasan di tingkat politis mengenai two side solution ini 10 tahun terakhir tidak ada, itu kan sebelumnya ada kuartet, ada kuartet plus, tapi itu kan selama 10 tahun sudah tidak bergerak yang ada justru upaya-upaya untuk menjadikan satu state solution, termasuk seperti yang diupayakan Amerika Serikat,” ujar Wamenlu Tata di Kementerian Luar Negeri RI, Selasa 5 Agustus 2025.

HCC-2SS yang juga disebut Deklarasi New York ini adalah upaya untuk mendorong kembali pembahasan mengenai two state solution secara internasional dan tentunya ini juga merupakan mandat sidang majelis khusus PBB, dan pertemuan ini kan memang di co-chair oleh Prajis dan Arab Saudi outcome-nya memang merupakan hasil dari konsultasi co-chairs.

“Tapi disini juga bahwa ada 17 co-chairs yang memimpin working group, Indonesia salah satu co-chairs untuk memimpin working group bersama Italia mengenai security, mengenai keamanan dan hasil dari pertemuan ini juga dibahas, dikonsultasikan dengan Palestina,” imbuh Wamenlu Tata.

“Bahwa kita harus melihat deklarasi New York itu (HCC-2SS) adalah suatu terobosan yang menundukkan kembali prospek ke negara Palestina yang merdeka yang untuk mengakhiri pendudukan Israel. Sebelumnya pembahasan telah stagnan cukup lama,” ucap Wamenlu Tata. 

“Jadi kalau kita bisa bilang outcome ini ada dua sekaligus ya, satu mengakhiri situasi yang sangat buruk saat ini di Gaza untuk utamanya memberikan akses kemanusiaan, bantuan kemanusiaan ke Gaza. Kedua adalah untuk menghidupkan kembali proses two-state solution itu, serta dukungan terhadap kedaulatan dan kesatuan wilayah Palestina berdasarkan perbatasan 1967 dan Arab Peace Initiative,” tegas Wamenlu Tata.

Indonesia pun menjadi co-chairs untuk isu security itu atas permintaan Palestina. Ini tidak tiba-tiba diberikan dan dipaksa untuk terima. Uniknya juga bahwa Liga Arab yang merupakan salah satu co-chairs dalam working group itu juga menerima hasil ini, juga ada Turkiye di situ.

Lebih lanjut wamenlu mengatakan bahwa ini tahap awal yang momentum yang harus dibangun. Banyak sekali elemen di dalam deklarasi ini, jadi ada elemen mengenai masalah kemanusiaan, masalah keamanan, masalah bagaimana negara kita harus mendukung suatu entitas di Palestina, suatu leadership di Palestinian Authority yang demokratis, bagaimana kita negara-negara anggota bisa membantu stabilitas di Palestina.

Salah satu elemen baru adalah dukungan negara-negara untuk membentuk misi stabilitasi yang dimandatkan DK PBB dan berkoordinasi dengan Pemerintah Palestina untuk menjaga keamanan rakyat Gaza dan menjamin penyaluran bantuan kemanusiaan di masa transisi.

Sementara dorongan perlucutan senjata merupakan bagian dari proses penyerahan untuk kewenangan keamanan kepada Pemerintah Palestina, untuk membangun Pemerintah Palestina yang berdaulat di atas wilayahnya sendiri dan keluarnya pasukan pendudukan Israel dari seluruh wilayah Palestina.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)