Apa itu IHSG? Sejarah dan Fungsinya

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Apa itu IHSG? Sejarah dan Fungsinya

Riza Aslam Khaeron • 18 March 2025 18:36

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Pada Senin, 18 Maret 2025, IHSG ditutup melemah sebesar 395,86 poin atau 6,12% ke level 6.076. 

"Dengan ini kami menginformasikan bahwa hari ini, Selasa, 18 Maret 2025 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di PT BEI pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) yang dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5%," kata Sekretaris BEI, Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan resminya, Selasa, 18 Maret 2025.

Penurunan IHSG kali ini mencerminkan sentimen negatif dari investor yang masih menunggu kejelasan kebijakan ekonomi global dan nasional. Dalam situasi seperti ini, penting untuk memahami apa sebenarnya IHSG, bagaimana sejarahnya, dan apa fungsinya bagi perekonomian Indonesia.
 

Apa Itu IHSG?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks utama yang mencerminkan kinerja keseluruhan saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG digunakan untuk menggambarkan kondisi umum pasar saham Indonesia dalam satu indikator tunggal. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh perubahan harga saham, volume perdagangan, serta sentimen investor di pasar modal. 

IHSG dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang berdasarkan kapitalisasi pasar saham yang tercatat di BEI. Jika mayoritas saham yang diperdagangkan mengalami kenaikan harga, maka IHSG cenderung naik, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, IHSG dianggap sebagai tolok ukur utama dalam menilai performa pasar modal Indonesia secara keseluruhan.
 

Sejarah IHSG

IHSG pertama kali diluncurkan pada tanggal 1 April 1983 oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) sebagai indikator kinerja seluruh saham yang tercatat di bursa. Melansir arsip laman BEJ pada 2007, pada awal perjalanannya, IHSG dibuka dengan nilai dasar 100 poin dan terus mengalami fluktuasi seiring dinamika pasar.

BEJ sendiri merupakan lembaga yang telah berdiri sejak tahun 1912 di Batavia (sekarang Jakarta) di masa penjajahan Belanda. Namun, aktivitas perdagangan sempat terhenti pada tahun 1942 akibat Perang Dunia II dan baru aktif kembali pada 1977.

Pada 30 November 2007, Bursa Efek Jakarta (BEJ) resmi bergabung dengan Bursa Efek Surabaya (BES), membentuk Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX). Penggabungan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan memperkuat infrastruktur pasar modal Indonesia.
 
Baca Juga:
Begini Cara Baca Grafik IHSG Biar Investasimu Makin Cuan
 

Fungsi IHSG dalam Pasar Modal

IHSG memiliki peran penting dalam ekosistem pasar modal Indonesia. Berikut beberapa fungsi utama, melansir laman PT BEJ, berikut merupakan fungsi indeks saham seperti IHSG:

1.. Mengukur Sentimen Pasar: IHSG berfungsi sebagai tolok ukur kepercayaan investor terhadap kondisi pasar saham Indonesia. Jika IHSG naik, itu menunjukkan bahwa mayoritas investor sedang optimis, sedangkan jika IHSG turun, berarti sentimen pasar sedang melemah akibat ketidakpastian ekonomi atau faktor lainnya.

2. Dasar untuk Produk Investasi Pasif: IHSG menjadi acuan dalam pengembangan produk investasi pasif seperti Reksa Dana Indeks dan Exchange-Traded Fund (ETF). Investor yang ingin memperoleh pengembalian (return) sesuai dengan pergerakan IHSG dapat memilih produk investasi ini.

3. Benchmark bagi Portofolio Aktif: IHSG digunakan oleh manajer investasi dan investor untuk mengukur kinerja portofolio mereka. Jika kinerja portofolio melebihi IHSG, berarti strategi investasi yang dijalankan berhasil.

4. Pengukur Risiko dan Pengembalian Investasi: IHSG menjadi dasar dalam membuat model pengembalian (return) dan risiko investasi. Investor dapat menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dan memperkirakan risiko dengan membandingkannya dengan kinerja IHSG.

5. Proksi untuk Kelas Aset dalam Alokasi Aset: IHSG sering digunakan sebagai proksi untuk menentukan alokasi aset dalam portofolio investasi. Jika IHSG diperkirakan akan menguat, investor cenderung meningkatkan alokasi pada saham, dan sebaliknya.

IHSG merupakan indikator utama dalam menilai performa pasar saham di Indonesia. Sejak diluncurkan pada 1983, IHSG telah menjadi acuan utama bagi investor dalam membuat keputusan investasi. Kinerja IHSG yang positif mencerminkan kepercayaan investor dan kondisi ekonomi yang stabil.

Sebaliknya, koreksi IHSG sering kali menjadi sinyal adanya ketidakpastian di pasar atau tantangan ekonomi global. Dengan memahami sejarah dan fungsi IHSG, investor dapat menyusun strategi investasi yang lebih matang dan memanfaatkan peluang di pasar modal Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)