Indonesia Persembahkan Patung Sir Michael Somare untuk PNG

Patung Sir Michael Somare/Ilustrasi/Metro TV

Indonesia Persembahkan Patung Sir Michael Somare untuk PNG

Al Abrar • 15 August 2025 18:07

Jakarta: Indonesia kembali mencatatkan sejarah diplomasi budaya tingkat tinggi di kancah internasional. Yakni, dengan mempersembahkan patung monumental Bapak Bangsa Papua Nugini Sir Michael Thomas Somare, di Gedung Parlemen Nasional PNG, Port Moresby.

“Patung berbahan perunggu murni ini bukan sekadar karya seni. Ia adalah monumen hidup tentang hubungan baik Indonesia dan Papua New Guinea yang merupakan pintu gerbang ke negara-negara kepulauan pasifik," kata tokoh budaya nasional Putu Supadma Rudana, dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 Agustus 2025.

Hal tersebut diungkap Putu saat menghadiri upacara peresmian patung itu. Patung perunggu setinggi  3,2 meter dan hampir 5 meter dengan fondasi ini merupakan karya seniman muda Indonesia, I Gede Sarantika, hasil kolaborasi Parlemen Papua Nugini dengan Museum Rudana, Bali.
 

Baca: Keanggotaan Timor Leste dan Papua Nugini Jadi Agenda AMM 2025

Pembuatan Patung ini diinisiasi sejak 2023 oleh Wakil Ketua Parlemen PNG, Hon. Johnson Wapunai, bersama Presiden The Rudana Fine Art Institution, Putu Supadma Rudana, dengan dukungan penuh pendiri Museum Rudana, Nyoman Rudana.

"Ini melambangkan hubungan persahabatan sejati dan abadi antara Indonesia dan Papua Nugini, melampaui batas-batas diplomasi politik, menembus ruang-ruang diplomasi formal, dan berakar pada nilai kemanusiaan serta kearifan/kebijaksanaan lokal," kata Putu.

Hal ini, kata dia, merupakan bentuk penghormatan antar kedua bangsa dan masyarakatnya. Menurut Putu, pemuliaan bapak bangsa mereka akan berbalas hal serupa.

"Mereka pun melakukan hal yang sama dengan menghormati kedaulatan kita. Ini merupakan diplomasi yang terelevasi tinggi berbasis kebudayaan dan persaudaraan,” ujar Putu.

Peresmian dilakukan pada 7 Agustus 2025, dimana bertepatan dengan 50 tahun lahirnya Parlemen Nasional PNG, jelang HUT Kemerdekaan PNG ke-50 (16 September 2025), HUT RI ke-80 (17 Agustus 2025), dan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Papua Nugini. Berbagai pagelaran seni tari khas pasifik, pagelaran budaya yang juga memasukkan unsur seni pertunjukan spiritual dari daerah asal Sir Michael Thomas Sumari juga dihadirkan dalam upacara peresmian tersebut.

Apacara peresmian dihadiri oleh berbagai tokoh bangsa dan negara Papua Nugini seperti Gubernur Jenderal Sir Bob Dadae, Ketua Mahkamah Agung/Chief Justice Sir Gibuna Gibbs Salika, Ketua National Parlemen Sir Job Pomat dan wakil Koni Iguan, Perdana Menteri James Marape, Wakil perdana menteri John Rosso, jajaran menteri, para anggota nasional parlemen, korps diplomatik, kardinal papua new guina dan para tokoh masyarakat termasuk istri almarhum Sir Michael Thomas Somare Veronica Somare didampingi seluruh keluarga besar Somare.

Putu Supadma Rudana hadir sebagai tamu kehormatan dan satu-satunya warga negara asing yang diberi kehormatan berpidato dan memberikan pemaknaan pada malam yang bersejarah tersebut di forum resmi negara Papua Nugini yang dihadiri Three Arms of Government dan Gubernur Jenderal. Ini merupakan sebuah kesempatan yang langka diberikan kepada warga negara asing, yang menegaskan bahwa diplomasi budaya, seni dan spiritualitas wisdom dapat menembus batas protokol negara.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat saya di Papua Nugini yang telah mengundang saya untuk menghadiri upacara sakral/bersejarah ini. Upacara peresmian patung bapak bangsa Papua New Guinea," kata Putu.

Anggota DPR RI dua periode ini (2014 - 2024) menegaskan bahwa upacara peresmian patung founding father PNG ini merupakan salah satu peran strategis Indonesia di kawasan Pasifik. Khususnya dengan negara-negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia merupakan rumpun melanesia dengan mengangkat dan mengelevasi diplomasi  melalui jalur kebudayaan, kesenian, spiritualitas, dan kearifan lokal.

“Presiden Prabowo memiliki visi besar yaitu budaya sebagai soko guru bangsa. Dimana Indonesia mengirim pesan kuat kepada dunia, diplomasi terbaik tidak selalu dibangun di meja perundingan, tetapi juga di ruang hati dan ingatan kolektif sebuah bangsa melalui budaya, spiritualitas, kebijaksanaan dan lokal wisdom (kearifan lokal),” Kata Putu Rudana.

Pembuatan Patung Sir Michael Somare oleh Museum Rudana dan keluarga besarnya dapat dimaknai sebagai peneguhan komitmen terhadap kemerdekaan, persaudaraan, dan perdamaian antarbangsa. Patung berbahan perunggu ini diperkirakan bertahan lintas generasi, bahkan akan berubah warna alami menjadi hijau seperti Patung Liberty di Amerika Serikat yang melambangkan ketahanan, kontinuitas, dan warisan abadi persahabatan kedua bangsa.

Patung tersebut juga memuat tiga nama tokoh Indonesia yang kontribusinya diabadikan selamanya, yaitu Nyoman Rudana Pendiri Museum Rudana, Putu Supadma Rudana sebagai budayawan, dan I Gede Sarantika selaku seniman pembuat patung.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)