PPIR mengatakan Majelis Rakyat Dunia menjadi bukti bahwa diplomasi rakyat masih relevan di tengah sulitnya para pemimpin dunia menghentikan konflik. (PPIR)
Muhammad Reyhansyah • 29 September 2025 21:05
Moskow: Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Rusia (PPIR) Suryo Susilo menghadiri Majelis Rakyat Dunia (World People Assembly) yang digelar di World Trade Center, Moscow, Rusia, pada 20–21 September 2025.
Forum tersebut diikuti sekitar 4.000 peserta dari 140 negara dengan tema “New World of Conscious Unity” atau “Dunia Baru yang Sadar Persatuan.”
Susilo menjelaskan, Majelis Rakyat Dunia merupakan transformasi dari Majelis Rakyat Eurasia dan Afrika. Perubahan ini mencerminkan perluasan misi organisasi dalam mendorong perdamaian global.
“Pertemuan ini diselenggarakan bertepatan dengan Hari Perdamaian Internasional PBB, yang menjadi simbol dukungan terhadap upaya mewujudkan harmoni di seluruh dunia,” kata Susilo sekembalinya dari Moscow.
Menurutnya, forum tersebut menjadi bukti bahwa diplomasi rakyat masih relevan di tengah sulitnya para pemimpin dunia menghentikan konflik. “Diplomasi rakyat adalah saluran terbaik untuk menyampaikan aspirasi masyarakat agar dunia bisa hidup dalam damai, persahabatan, dan kemakmuran,” ujarnya.
Kehadiran PPIR di forum internasional ini juga tidak lepas dari dukungan Asosiasi Rusia untuk Kerja Sama Internasional (RAMS) yang tahun ini merayakan usia seabad. RAMS dinilai konsisten mengembangkan diplomasi publik sebagai sumber daya strategis bagi stabilitas internasional. Dalam rangkaian acara, RAMS turut menggelar dialog bertema “Fenomena Diplomasi Rakyat.”
Dalam sesi dialog tersebut, Susilo menyampaikan pandangan bersama para pemimpin organisasi nonpemerintah dari berbagai negara, termasuk Rusia, Bulgaria, India, Tanzania, Korea Selatan, Prancis, Italia, hingga Meksiko.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara PPIR dan Masyarakat Persahabatan Rusia dengan Indonesia (MPRI).
Perjanjian tersebut mencakup kerja sama di bidang ekonomi, budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, pariwisata, hingga kemanusiaan. Tujuannya, mempererat hubungan masyarakat Indonesia dan Rusia melalui diplomasi antarmasyarakat.
“Situasi dunia saat ini masih jauh dari cita-cita perdamaian, tapi kita tidak boleh berhenti mencari solusi. Tentu tidak mudah, tetapi mungkin,” pungkas Susilo.
Baca juga: Dari Perjanjian Dagang hingga Festival Film: Indonesia-Rusia Peringati 75 Tahun Hubungan