Survei: Mayoritas Warga AS Nilai Trump Tak Pantas Raih Nobel Perdamaian

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. The New York Times

Survei: Mayoritas Warga AS Nilai Trump Tak Pantas Raih Nobel Perdamaian

Muhammad Reyhansyah • 25 September 2025 07:53

Washington: Mayoritas warga Amerika Serikat (AS) menilai Presiden Donald Trump tidak layak menerima Hadiah Nobel Perdamaian, meskipun ia dan para pendukungnya kerap menyebut dirinya pantas meraih penghargaan tersebut. Hal itu terungkap dalam jajak pendapat terbaru Washington Post dan Ipsos.

Sebanyak 76 persen responden dewasa di AS mengatakan Trump tidak pantas menerima penghargaan bergengsi itu, sementara hanya 22 persen yang menilai ia layak. Survei daring ini dilakukan pada 11–15 September terhadap 2.513 orang dewasa.
 

Baca: Kamboja Calonkan Donald Trump untuk Nobel Perdamaian.


Hasil tersebut sejalan dengan penilaian publik atas kebijakan luar negeri Trump. Sebanyak 60 persen responden menyatakan tidak setuju dengan cara presiden menangani perang Rusia–Ukraina, dan 58 persen menolak pendekatannya terhadap konflik Israel–Hamas.

Bahkan di kalangan Partai Republik, dukungan untuk Trump tidak solid: 49 persen berpendapat ia layak meraih Nobel, sementara 49 persen lainnya tidak. Hanya 14 persen pemilih independen dan 3 persen pendukung Demokrat yang menyatakan Trump pantas menerima penghargaan itu.

Mengutip dari The Independent, Rabu, 24 September 2025, hasil jajak pendapat ini muncul setelah Trump berpidato di Sidang Majelis Umum PBB pada Selasa lalu. Dalam pidatonya, ia mengklaim telah mengakhiri tujuh “perang besar” sejak kembali menjabat presiden, termasuk konflik di Kamboja dan Thailand, Kosovo dan Serbia, Kongo dan Rwanda, Pakistan dan India, Israel dan Iran, Mesir dan Ethiopia, serta Armenia dan Azerbaijan.

Trump mengatakan, “Semua orang mengatakan saya seharusnya mendapat Hadiah Nobel Perdamaian untuk setiap pencapaian ini.” Namun, pemeriksaan fakta CNN menyoroti ketidakakuratan pernyataannya, termasuk bahwa Mesir dan Ethiopia tidak berada dalam kondisi perang saat masa kepresidenannya.

Dalam pidato yang sama, Trump menegaskan pengakuan negara Palestina dianggap memberi hadiah kepada Hamas, menyerukan pembebasan segera sandera 7 Oktober dari Gaza, serta meminta Eropa mengenakan tarif pada Rusia dan berhenti membeli minyaknya karena perang Ukraina.

Sejumlah negara seperti Inggris, Prancis, dan Kanada sebelumnya telah mengumumkan pengakuan terhadap Palestina. Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak pandangan Trump bahwa pengakuan tersebut memberi keuntungan bagi Hamas. 

“Saya melihat seorang presiden AS yang aktif, yang menginginkan perdamaian, yang menginginkan Hadiah Nobel Perdamaian. Namun Nobel Perdamaian hanya mungkin jika Anda menghentikan perang ini,” kata Macron dalam wawancara dengan BFMTV.

Meski begitu, survei Washington Post–Ipsos juga menunjukkan publik tidak sepenuhnya mendukung penerima Nobel terdahulu: 54 persen responden menyebut mantan Presiden Barack Obama tidak pantas menerima penghargaan itu pada 2009.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)