M Sholahadhin Azhar • 21 November 2025 18:26
Jakarta: Latihan penanggulangan keadaan darurat laut dalam rangka Marpolex 2025 di perairan Batam digelar. Simulasi itu menguji respons atas skenario kecelakaan kapal dan tumpahan minyak, dengan menggunakan peralatan utama buatan Indonesia.
Pelatihan digelar Ditjen Perhubungan Laut dengan skenario tabrakan kapal tanker MT Rina 36 dan kapal kargo KM Melati. Simulasi itu menampilkan kebakaran di geladak, tumpahan minyak, hingga membuat tiga awak kapal tercebur ke laut.
Unsur patroli TNI AL, Bakamla, dan Polairud bergerak ke lokasi. Tug boat melakukan pemadaman, sementara tim SAR mengevakuasi tiga korban yang jatuh ke laut. Di dermaga, ambulans dan tenaga medis bersiaga menunggu proses evakuasi.
Kepala KSOP Khusus Batam, M. Takwim Masuku mengatakan alur komunikasi berjalan cukup baik. "Perlu juga dilakukan live streaming agar bisa dipantau langsung melalui link yang ditentukan,” kata Takwin dalam keterangan yang dikutip Jumat, 21 November 2025.
Salah satu fokus utama simulasi yang digelar pada 18 November 2025 itu, penanganan tumpahan minyak. Menanggulangi hal tersebut, petugas menggelar
oil boom mencegah sebaran minyak meluas ke pesisir, kemudian menggunakan skimmer untuk mengumpulkan minyak di permukaan laut.
Kapal KN Sarotama P112 milik Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Uban menjadi unsur utama pembawa perangkat GULCEMAR. Perangkat seperti oil boom 200 meter, oil tank, diesel power pack, hose reel, hingga skimmer. KN Rantos P210 berperan membantu penggelaran oil boom di lokasi.
Seluruh peralatan penanggulangan tumpahan minyak yang dipakai di Marpolex 2025 merupakan produk dalam negeri. Hal ini diungkapkan Direktur Maritime National Training Center (MNTC) Batam Capt. Gajah Rooseno. Rooseno merupakan mantan Direktur KPLP yang kini menjadi Technical Expert di Pelabuhan Bintang 99 Persada sekaligus Direktur Maritime National Training Center (MNTC) Batam.
"Peralatan yang dipakai di simulasi ini buatan OSCT Indonesia dan Slickbar Indonesia. Keduanya industri dalam negeri yang sudah lebih dari 25 tahun menangani peralatan oil spill,” kata Capt. Gajah Rooseno.
Rooseno menegaskan bahwa pemilihan alat yang tepat pada menit-menit awal insiden sangat penting. Supaya, minyak tidak menyentuh daratan.
"Karena proses penanganannya akan jauh lebih sulit. Dampaknya terhadap lingkungan pesisir bisa jauh lebih berat,” kata Rooseno.
Simulasi Marpolex 2025/Istimewa
Marpolex 2025 menjadi bagian dari upaya pemerintah memperkuat mitigasi tumpahan minyak serta meningkatkan koordinasi antarinstansi maritim. Puluhan unsur terlibat dalam latihan ini, mulai dari KN Trisula, KN Rantos, KN Kalian, KN Adhara, hingga jajaran kapal KSOP Batam seperti KN 376, KN 330, RIB, dan KN 5249. Armada PLP Tanjung Uban juga dikerahkan, termasuk KN Sarotama dan KN 546.
Selain itu, hadir kapal Polairud, Bakamla Zona Barat, Basarnas, hingga kapal komersial yang terlibat dalam skenario, seperti MT Rina 36 dan beberapa tug boat pendukung.