Ilustrasi bayi. Foto: Dok. Pexels.com
Despian Nurhidayat • 23 November 2025 10:57
Jakarta: Bayi prematur memiliki risiko tinggi mengalami infeksi pernapasan. Karena paru-paru mereka belum matang sempurna saat lahir.
Kondisi ini membuat mereka lebih rentan terhadap virus dan bakteri. Termasuk Respiratory Syncytial Virus (RSV), yang dapat berkembang menjadi penyakit serius seperti bronkiolitis atau pneumonia.
Di Indonesia, pneumonia masih menjadi penyebab utama kematian pada anak dan balita. Menurut pemaparan Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi Anak, Prof. Cissy Rachiana Sudjana Prawira, berdasarkan penelitian di tiga provinsi di Indonesia ada lima penyebab utama pneumonia pada anak usia 2 bulan hingga 4 tahun.
"Lima penyebab utama pneumonia adalah H influemzae non type B 38,8 persen, RSV sebanyak 27 persen, Klebsiella pneumoniae 22,9 persen; Streptococcus pneumoniae 15,4 persen, dan Influenza virus 13,3 persen," ungkapnya dalam acara media edukasi bertajuk Kenali RSV, Selamatkan Bayi Berisiko Tinggi yang diadakan AstraZeneca Indonesia, dikutip dari
Media Indonesia, Minggu, 23 November 2025.
Sedangkan
penelitian beban penyakit pneumonia RSV pada bayi di 3 kota di Indonesia yaitu, Bandung, Banjarmasin, dan Mataram, ditemukan dari total subyek 673 pasien pneumonia berat, RSV positif sebanyak 31,5 persen. RSV merupakan penyebab utama penyakit infeksi saluran pernapasan bawah (ISPB) pada anak usia muda secara global, dan penyumbang kematian utama yang berhubungan dengan ISPB.
Ilustrasi virus. Foto: Dok. Medcom.id
Pencegahan
Menurut Cissy, untuk
pengobatan penyakit RSV belum ada terapi spesifik. Pengobatan berupa terapi suportif seperti melakukan penghisapan sekret dari hidung (nasal suction), pemberian cairan untuk hidrasi dan pemberian oksigen.
Upaya pencegahan dan deteksi dini menjadi sangat penting agar anak bisa tercegah dari risiko penularan penyakit tersebut. “Berdasarkan Konsensus RSV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2024, identifikasi dini RSV dan pemberian antibodi monoklonal seperti Palivizumab sebagai profilaksis infeksi RSV berat, direkomendasikan bagi bayi dengan risiko tinggi," kata Cissy.
Kelompok ini termasuk, bayi prematur, bayi dengan kondisi bronchopulmonary dysplasia (BPD) serta bayi yang memiliki penyakit jantung bawaan.