Ilustrasi ibu hamil. Foto: Dok. Unsplash.com.
M. Iqbal Al Machmudi • 23 November 2025 10:44
Jakarta: Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan virus yang menyebabkan infeksi pada paru-paru dan saluran pernapasan. Virus tersebut bisa menyebabkan batuk, pilek, hingga kondisi serius seperti peradangan paru-paru yang dapat menyerang bayi, orang dewasa dengan kondisi tertentu, hingga lansia.
Untuk melindungi bayi dari RSV, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) baru merekomendasikan pemberian vaksin pada ibu hamil. Vaksin RSV maternal (Abrysvo dari Pfizer) direkomendasikan jika hamil 32-36 minggu.
Dikutip dari
Media Indonesia, dengan diberikan vaksin maka sistem kekebalan ibu akan terbentuk dan mencegah ibu mewariskan penyakit kepada anak yang dikandungnya. Sejak divaksinasi, dibutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk mengembangkan perlindungan (
antibodi) dan untuk mewariskan perlindungan kepada janin.
Di sisi lain, penerima vaksin juga perlu memperhatikan efek samping yang ditimbulkan seperti sakit kepala, mual, nyeri di tempat suntikan, dan banyak lagi. Oleh karena itu sebelum diberikan vaksin sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.
Ilustrasi virus. Foto: Dok. Medcom.id
Dikutip dari
Departement of Health Disability, and Ageing, Pemerintah Australia, wanita yang sedang menyusui tidak disarankan untuk menerima vaksin RSV. Karena belum ada bukti ilmiah yang kuat Air Susu Ibu (ASI) dapat mengantarkan antibodi melawan RSV kepada anak.
Selain diberikan saat di dalam kandungan, antibodi RSV direkomendasikan agar diberikan untuk semua bayi di bawah usia 8 bulan yang lahir dari ibu yang tidak menerima vaksin RSV maternal (Abrysvo Pfizer) selama kehamilan. Dosis antibodi RSV bayi harus diberikan kepada bayi setelah melakukan konsultasi lebih dulu kepada dokter.