Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: YouTube.
Ade Hapsari Lestarini • 29 November 2025 00:03
Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ketidakpastian dunia masih tinggi. Kebijakan proteksionis Amerika Serikat (AS) membawa perubahan besar pada lanskap perekonomian dunia.
"Ketegangan geopolitik berlanjut. Kita belum tahu kapan berakhir. Penting untuk 'Eling lan Waspodo', seperti nasehat Ronggo Warsito," ujar Perry, saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2025 bertema Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan, di Jakarta, Jumat malam, 28 November 2025.
Menurut Perry, prospek ekonomi global masih meredup pada 2026 dan 2027. Ada lima karakteristik yang menyertai prospek ekonomi global ini, yakni:
- Kebijakan tarif AS berlanjut. Mengakibatkan turunnya perdagangan dunia. Meredupnya multilateralisme. Bangkitnya bilateral dan regionalisme.
- Pertumbuhan ekonomi dunia melambat. Terutama Amerika Serikat dan Tiongkok. Sementara Uni Eropa, India, Indonesia cukup baik. Penurunan inflasi lebih lambat. Mempersulit kebijakan moneter bank sentral.
- Tingginya utang Pemerintah dan suku bunga negara maju. Karena defisit fiskal besar. Berdampak tingginya bunga dan beban fiskal negara berkembang.
- Tingginya kerentanan dan risiko sistem keuangan dunia. Hal ini karena transaksi produk derivatif berlipat, terutama hedge fund dengan machine trading. Sehingga berdampak pada pelarian modal dan tekanan nilai tukar di emerging economies.
- Maraknya uang kripto dan stablecoins pihak swasta. Tanpa pengaturan dan pengawasan yang jelas. Sehingga perlu Central Bank Digital Currency.
"Kelima gejolak global tersebut berdampak negatif ke berbagai negara. Indonesia tidak terkecuali. Perlu respons kebijakan yang tepat. Menjaga stabilitas, mendorong pertumbuhan lebih tinggi dan berdaya tahan. Tangguh dan mandiri," tegas Perry.
Baca Juga :
Ilustrasi. Foto: Freepik
Stabilitas ekonomi Indonesia
Namun demikian, ekonomi Indonesia berdaya tahan dari rentetan gejolak global. Perry menjelaskan, stabilitas ekonomi terjaga, dengan pertumbuhan yang relatif tinggi. "Kuncinya hanya satu: Sinergi. Dengan sinergi itu, InsyaAllah kinerja ekonomi Indonesia 2026 dan 2027 akan lebih baik," ujar Perry.
Perry membeberkan ada beberapa hal yang menjadi indikator stabilitas ekonomi Indonesia, di antaranya:
- Pertumbuhan lebih tinggi. Konsumsi dan investasi meningkat. Ekspor cukup baik di tengah perlambatan ekonomi dunia.
- Inflasi terkendali dalam sasaran. Konsistensi kebijakan moneter, fiskal, dan sinergi Ketahanan Pangan Nasional.
- Nilai tukar rupiah akan dijaga stabil. Dengan komitmen tinggi Bank Indonesia. Juga fundamental yang baik.
- Stabilitas eksternal terjaga. Neraca Pembayaran sehat. Cadangan devisa cukup.
- Pertumbuhan kredit meningkat. Stabilitas sistem keuangan terjaga.
- Ekonomi-keuangan digital pesat. E-commerce, digital banking, uang elektronik tumbuh tinggi.