Single Salary ASN 2026: Apa Itu dan Bagaimana Sistem Ini Bekerja?

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Single Salary ASN 2026: Apa Itu dan Bagaimana Sistem Ini Bekerja?

Husen Miftahudin • 13 December 2025 17:15

Jakarta: Kabar mengenai penerapan sistem gaji tunggal (single salary) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi ramai diperbincangkan usai tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.

Kebijakan ini ditetapkan pemerintah untuk menyederhanakan sistem gaji sekaligus meningkatkan kesejahteraan ASN. Selain itu, langkah ini merupakan bagian dari reformasi birokrasi yang bertujuan menciptakan sistem penggajian yang lebih transparan dan efisien
 

Apa itu single salary?


Melansir dari Blog Amikom, single salary merupakan model penggajian ASN dengan cara menyatukan seluruh komponen pendapat, mulai dari gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, dan tunjangan lainnya menjadi satu angka penghasilan bulanan. 

Dengan sistem ini, pemberian gaji ditetapkan berdasarkan nilai jabatan yang melihat dari beban kerja, tanggung jawab, dan risiko. Dengan begitu ASN dengan jabatan sama bisa saja menerima gaji berbeda tergantung dengan nilai jabatannya. 

Tujuan lahirnya inisiatif ini adalah untuk membuat penggajian lebih sederhana, adil, jelas serta memberi kepastian penghasilan bagi para ASN. 
 

Waktu penerapan single salary


Melansir dari Fahum UMSU, diketahui penerapan single salary belum akan dimulai pada 2026 karena pemerintah masih menyelesaikan regulasi, melakukan simulasi, dan melihat kesiapan fiskal.

Pemerintah menargetkan sistem ini berlaku pada periode jangka menengah, yang berarti kemungkinan baru dimulai 2027 atau setelahnya, sejalan dengan agenda reformasi birokrasi dan penataan kelembagaan ASN.
 
Baca juga: Ini Gaji Guru PPPK: Daftar Lengkap, Tunjangan, dan Hak yang Diterima


(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)
 

Keuntungan hadirnya single salary


Hadirnya single salary mampu meningkatkan transparansi penggajian ASN karena semua komponen gaji digabung menjadi satu, sehingga tidak ada tunjangan “rahasia” yang menimbulkan ketidakadilan.

Sistem ini juga mendorong para ASN untuk fokus pada kinerja, karena tunjangan kinerja ditentukan berdasarkan prestasi mereka. Selain itu, langkah ini juga dapat membantu negara menghemat anggaran dengan hilangnya duplikasi pembayaran tunjangan. 

Melansir dari Blog UMSU, single salary mampu membantu ASN untuk merencanakan keuangan jangka panjang sehingga diharapkan mereka dapat menyelesaikan masa tugasnya tanpa adanya tekanan finansial. Dengan begitu kesejahteraan pasca pensiun akan menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan sistem gaji yang lama. 
 

Tantangan penerapan single salary


Berikut merupakan tantangan yang akan dihadapi dengan hadirnya single salary:
  • Apabila single salary tidak dikelola dengan baik maka berpotensi membebani anggaran negara.
  • Gaji ASN akan disesuaikan dengan performa dengan performa kerja bukan sekadar pangkat atau masa kerja. Apabila penilaian jabatan berjalan tidak adil maka akan menimbulkan diskriminasi antar ASN.
  • Penerapan single salary akan menjadi tantangan bagi ASN, khususnya bagi mereka yang selama ini mengandalkan tunjangan tambahan. Kemungkinan mereka akan merasa kurang fleksibel dengan sistem gaji tersebut. 

Kebijakan single salary memberikan tujuan yang positif terhadap peningkatan kesejahteraan ASN. Namun, penerapan sistem tersebut harus didukung dengan pengelolaan yang tepat agar sesuai dengan harapan. (Alfiah Ziha Rahmatul Laili)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Husen Miftahudin)