Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 14 December 2025 10:17
Budapest: Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto mengecam pernyataan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte yang memperingatkan Rusia berpotensi menyerang aliansi tersebut dalam lima tahun ke depan. Szijjarto menyebut peringatan itu sebagai tindakan sembrono dan tidak bertanggung jawab.
Melalui media sosial X, Szijjarto mengatakan Rutte telah melontarkan sejumlah pernyataan yang berbahaya, termasuk klaim bahwa NATO bisa menjadi target berikutnya Rusia serta anggapan bahwa keamanan Ukraina setara dengan keamanan negara-negara anggota NATO.
“Siapa pun yang masih meragukan apakah akal sehat telah hilang sepenuhnya di Brussels seharusnya diyakinkan oleh pernyataan-pernyataan semacam ini,” tulis Szijjarto, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 13 Desember 2025.
Sebagai anggota NATO, Hungaria dengan tegas menolak pandangan tersebut. Menurut Szijjarto, keamanan negara-negara Eropa dijamin oleh NATO itu sendiri, bukan oleh Ukraina. Ia menegaskan bahwa Ukraina berjuang demi keamanan negaranya sendiri, bukan untuk keamanan Hungaria maupun negara-negara Eropa lainnya.
Szijjarto juga menilai pernyataan Rutte sebagai sinyal bahwa Brussels berada di jalur yang berseberangan dengan upaya perdamaian Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia menuding Sekretaris Jenderal NATO tersebut telah merusak proses negosiasi damai yang tengah dibahas, termasuk rencana perdamaian yang didukung Amerika Serikat antara Ukraina dan Rusia.
Ia menambahkan bahwa pernyataan provokatif semacam itu bersifat tidak bertanggung jawab dan berbahaya, serta mendesak Rutte untuk menghentikan retorika yang berpotensi memperuncing eskalasi perang.
Sebelumnya, pada Kamis, Rutte memperingatkan bahwa Rusia dapat berada dalam posisi untuk menyerang NATO dalam lima tahun ke depan. Ia menyerukan negara-negara anggota aliansi untuk meningkatkan belanja pertahanan dan memperkuat daya tangkal NATO.
Dalam pidato kunci pada acara Konferensi Keamanan Munich di Berlin, Rutte menyatakan NATO harus bersikap tegas terhadap ancaman yang ada. Ia menilai bahwa meskipun pertahanan NATO saat ini masih cukup kuat, Rusia -- yang ekonominya semakin difokuskan untuk kepentingan perang -- dapat menggunakan kekuatan militernya terhadap aliansi tersebut dalam beberapa tahun mendatang.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat mengatakan bahwa negaranya tengah menempuh jalur negosiasi paralel dengan mitra di Eropa dan Amerika Serikat. Pembahasan tersebut mencakup jaminan keamanan, pemulihan ekonomi, serta koordinasi diplomatik berkelanjutan untuk mengakhiri perang.
Baca juga: Sekjen NATO Klaim Rusia Siap Lakukan Serangan dalam 5 Tahun