4 Desember: Pesawat Malaysia Airline MH653 Jatuh usai Dibajak, 100 Orang Tewas

Ilustrasi kecelakaan pesawat. (Metrotvnews.com)

4 Desember: Pesawat Malaysia Airline MH653 Jatuh usai Dibajak, 100 Orang Tewas

Whisnu Mardiansyah • 4 December 2025 09:29

Jakarta: Tragedi kelam sejarah penerbangan Malaysia terjadi pada Minggu, 4 Desember 1977. Suara gemuruh yang menggelegar memecah kesunyian rawa-rawa di Tanjung Kupang, menandai akhir dari Malaysian Airline System (MAS) Penerbangan 653 (MH653).

Sebuah Boeing 737-200 yang mengangkut 100 orang, jatuh menghantam tanah setelah dilaporkan dibajak. Peristiwa itu menjadi kecelakaan penerbangan paling mematikan dalam sejarah penerbangan Malaysia yang hingga kini belum sepenuhnya terpecahkan.

MH653 adalah penerbangan domestik dengan rute Penang–Kuala Lumpur–Singapura. Pesawat dengan registrasi 9M-MBD itu lepas landas dari Bandara Internasional Bayan Lepas, Penang, sekitar pukul 19.21 waktu setempat. Cuaca saat itu dilaporkan baik. Penerbangan menuju Bandara Subang, Kuala Lumpur sebagai pemberhentian singkat sebelum melanjutkan ke Singapura berlangsung normal.

Fase awal pendekatan ke Subang juga tidak menunjukkan anomali. Namun, situasi berubah drastis sekitar pukul 19.54. Dari kokpit, terdengar komunikasi terakhir yang dingin dan mendadak ke menara kontrol Subang. "Emergency on board hijacker on board" (Keadaan darurat di pesawat  ada pembajak di pesawat). Itulah kata-kata terakhir yang terdengar dari awak pesawat sebelum mereka menghilang dari radar dan komunikasi terputus selamanya.
 


Detik-Detik Kekacauan di Udara

Rekonstruksi berdasarkan data investigasi, termasuk perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR), menggambarkan suasana mengerikan di menit-menit terakhir. Seorang atau beberapa pembajak diduga mendobrak masuk ke kokpit saat pesawat bersiap mendarat di Subang. Mereka memaksa awak untuk mengubah arah penerbangan langsung menuju Singapura. Pesawat kemudian memanjat dengan cepat, mencapai ketinggian jelajah (flight level) 210.

Namun, situasi dengan cepat menjadi kacau. Dalam rekaman CVR, beberapa menit setelah pembajakan, suara tembakan terdengar jelas. Pilot dan kopilot diduga ditembak oleh pembajak, menyebabkan mereka tidak mampu lagi mengendalikan pesawat. Autopilot kemudian terputus, kemungkinan akibat perebutan atau tekanan pada kontrol kemudi. Tanpa kendali yang stabil, Boeing 737-200 itu mulai melakukan manuver naik-turun (pitch up/down) secara ekstrem dan tak terkendali.

Pesawat akhirnya kehilangan daya angkat dan memasuki putaran (spin) atau menukik tajam. Pada pukul 20.36 waktu setempat, dengan kecepatan sangat tinggi, MH653 menghujam daerah rawa-rawa di Tanjung Kupang, Johor. Dampaknya begitu dahsyat hingga badan pesawat hancur berkeping-keping dan sebagian terbenam dalam lumpur. Tidak ada kesempatan untuk bertahan hidup. Seluruh 93 penumpang dan 7 awak kabin tewas seketika.

Daftar korban MH653 di dalamnya terdapat nama-nama penting. Salah satunya adalah Menteri Pertanian Malaysia saat itu, Datuk Ali Haji Ahmad. Beberapa pejabat tinggi pemerintah, anggota departemen publik, serta seorang diplomat asing juga menjadi penumpang pesawat maut tersebut.

Kecelakaan ini menorehkan luka nasional yang dalam. Seluruh korban, yang jenazahnya sulit diidentifikasi satu per satu akibat kondisi bangkai yang parah, kemudian dimakamkan bersama dalam sebuah kuburan massal di dekat lokasi kejadian. Sebuah monumen peringatan sederhana kemudian didirikan di situs tersebut, menjadi tempat bagi keluarga.


Pesawat maskapai Malaysia Airlines. (Anadolu Agency)

Investigasi Kecelakaan

Laporan akhir investigasi resmi oleh otoritas penerbangan Malaysia menyimpulkan, penyebab kecelakaan adalah pembajakan yang mengakibatkan hilangnya kendali atas pesawat. Analisis bangkai pesawat membuktikan tidak ada kerusakan struktural, kegagalan mesin, atau ledakan di udara sebelum jatuh. Kesimpulan akhir menyatakan, setelah awak pesawat “tidak mampu berfungsi” (diduga ditembak), pesawat “tidak dikendalikan secara profesional” hingga akhirnya jatuh.

Namun, laporan itu justru membuka misteri baru yang lebih besar. Siapa pembajaknya dan apa motifnya? Hingga dokumen investigasi ditutup dan hingga hari ini, identitas pelaku pembajakan MH653 tidak pernah terungkap secara resmi. Berbagai spekulasi beredar, mulai dari motif politik, kriminal, hingga personal, tetapi tidak ada satupun yang memiliki bukti kuat. 

Pemerintah Malaysia segera mengambil tindakan tegas. Divisi atau unit keamanan penerbangan sipil yang lebih kuat dibentuk. Prosedur keamanan di bandara-bandara diperketat secara signifikan. Pemeriksaan penumpang dan bagasi, yang sebelumnya lebih longgar, menjadi lebih ketat dan standar. Protokol pengamanan kokpit (cockpit security) juga ditingkatkan untuk mencegah akses tidak sah seperti yang terjadi pada MH653.


*Pengerjaan artikel berita ini melibatkan peran kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan kontrol penuh tim redaksi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Whisnu M)