Ilustrasi. Foto: dok Kemenkeu.
Lukman Diah Sari • 13 October 2025 19:48
Jakarta: Ketahanan pangan kini menjadi salah satu fokus utama dalam Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Untuk mendukung visi tersebut, seorang polisi wanita (polwan) Kombes Budi Purwatiningsih, peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan ke-63 Tahun 2025, menggagas usulan bertajuk “Pengembangan Knowledge Management System (KMS) sebagai Strategi Nasional dalam Penanggulangan Kejahatan Pangan.”
Menurut Budi, ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama keamanan nasional. Namun, sektor ini masih rentan terhadap berbagai bentuk tindak kejahatan, mulai dari pemalsuan pupuk bersubsidi, pengoplosan beras, hingga penyalahgunaan distribusi bahan pangan.
“Masalah kejahatan pangan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dan stabilitas negara. Karena itu, diperlukan strategi nasional yang berbasis pengetahuan dan teknologi,” ujar Polwan berpangkat melati tiga itu dalam keterangannya, Senin, 13 Oktober 2025.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di sejumlah daerah, Budi menemukan bahwa kejahatan pangan kerap terjadi akibat lemahnya koordinasi antar lembaga, ketiadaan basis data terintegrasi, serta rendahnya literasi keamanan pangan di masyarakat. Pada 2025, Polri tercatat mengungkap dua kasus besar kejahatan pangan, yakni penyelewengan kadar pupuk milik Kementerian Pertanian (Kementan) di Jawa Timur dan kasus pengoplosan beras premium.