Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Nita Yuanita. (Metrotvnews.com/ Aditya Prakasa).
Bandung: Akademik Institut Teknologi Bandung (ITB) mendukung Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menerapkan pembangunan berkelanjutan bersama dengan pihak swasta. Sebab perencanaan pembangunan infrastruktur berkelanjutan dapat berdampak terhadap generasi mendatang.
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Nita Yuanita, mengatakan perencanaan pembangunan berkelanjutan perlu dilakukan secara matang dengan mempertimbangkan dampak. Salah satu dampak terpenting adalah manfaat yang terus digunakan hingga anak cucu.
"Jadi ketika kita melakukan pembangunan kita juga memerhatikan dampak terhadap lingkungan, terhadap sosial, karena jika itu semua kita terapkan bisa terjaga sehingga generasi mendatang dapat kesempatan buat memanfaatkan," kata Nita di sela kegiatan Bandung Sustainability Summit atau BSS 2025, di Kampus ITB, Kota Bandung, Kamis, 6 November 2025.
Nita mengatakan pembangunan saat ini berbeda dengan sebelumnya yang hanya mengutamakan fungsi semata. Menurutnya pembangunan harus memperhatikan dampak keberlanjutannya baik dari sosial dan masyarakat secara langsung.
"Jadi dengan membangun ini dalam konteks ini pembangunan
infrastruktur itu harus memberikan kepada masyarakat ramah lingkungan, baik kepada sosial, dengan tetap memberikan sosial, bagaimana fungsinya," jelas Nita.
.jpg)
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Nita Yuanita. (Metrotvnews.com/ Aditya Prakasa).
Terkait perkembangan saat ini, kata Nita, ada beberapa pembangunan yang sudah memikirkan aspek keberlanjutan. Namun, kerap kali dalam perjalanannya mengghadapi beberapa kendala.
"Sebagian sudah, tapi sebagian mungkin perencanaannya sudah. Mungkin implementasi di lapangan yang terkendala sehingga tidak bisa betul-betul diterapkan atau penegakkannya," ungkap Nita.
Sementara dari segi regulasi sendiri, lanjut Nita, prinsip pembangunan berkelanjutan ini sudah ada peraturannya. Ia meminta agar pembangunan infrastruktur dan lainnya memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar hingga generasi selanjutnya.
"Karena dari sisi peraturan perundangan-undangan sudah ada, harus penuhi apa agar memenuhi unsur
sustainability. Tapi mungkin penegakkannya masih longgar, jadi masih ada ruang untuk dilakukan perkembangan," kata Nita.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan memastikan, pembangunan berkelanjutan ini mulai diterpakan di Kota Bandung. Dia menginginkan agar Ibu Kota Jabar ini menjadi laboratorium hidup.
"Bandung ingin menjadi laboratorium hidup (
Living Lab) keberlanjutan, tempat di mana kebijakan, sains, dan inovasi berpadu menghasilkan aksi nyata,” kata Farhan.
Farhan menambahkan berbagai inisiatif seperti pengelolaan limbah terintegrasi, transportasi rendah emisi, serta program
Urban Farming telah menjadi contoh kolaborasi nyata antara pemerintah, akademisi, industri dan masyarakat.
Sebagai informasi, Bandung Sustainability Summit 2025 merupakan forum kolaboratif nasional yang digagas oleh Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Pemkot Bandung, dan Suvarna Sustainability.
Bandung Sustainability Summit 2025 menjadi wadah strategis bagi pemerintah, akademisi, pelaku industri, lembaga keuangan, dan masyarakat untuk memperkuat praktik
Environmental, Social, and Governance (ESG). Forum ini juga mendorong implementasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.