Gunung Merapi. (Foto: BPPTKG Yogyakarta)
Media Indonesia • 8 November 2025 15:30
Yogyakarta: Aktivitas vulkanik Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih cukup tinggi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat volume kubah lava barat daya mengalami penyusutan sekitar 106.200 meter kubik selama sepekan terakhir.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santosa dalam keterangan tertulisnya, pada Jumat, 7 November 2025, menjelaskan hasil analisis foto udara menggunakan drone pada 30 Oktober menunjukkan volume kubah lava barat daya kini tersisa sekitar 4,3 juta meter kubik.
“Sementara volume kubah tengah belum dapat diukur karena sebagian area tertutup asap,” jelas Agus.
Selain perubahan volume, BPPTKG juga mencatat kenaikan suhu di kedua kubah lava. Suhu kubah barat daya naik 1,7 derajat Celsius menjadi 249,3 derajat Celsius, sedangkan kubah tengah meningkat 1,2 derajat Celsius menjadi 219,8 derajat Celsius.
Ratusan Aktivitas Kegempaan
Aktivitas Gunung Merapi. (Foto: BPPTKG Yogyakarta)
Selama periode 31 Oktober–6 November 2025, jaringan seismik Merapi merekam sembilan kali gempa awan panas guguran (APG), 6 gempa vulkanik dangkal (VTB), 435 gempa fase banyak (MP), 1 gempa low frequency (LF), 747 gempa guguran (RF), dan sembilan gempa tektonik (TT).
“Intensitas kegempaan kali ini lebih rendah dibanding pekan sebelumnya,” tambah Agus.
Pengamatan deformasi menggunakan EDM dan GPS juga menunjukkan tidak ada perubahan signifikan pada struktur tubuh gunung. Hal ini menandakan suplai magma masih berlangsung, namun relatif stabil.
Status Tetap Siaga
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, BPPTKG menetapkan status aktivitas Gunung Merapi masih berada di tingkat Siaga (Level III).
“Suplai magma masih terjadi dan dapat memicu awan panas guguran di wilayah potensi bahaya,” tegas Agus.
Selama sepekan, Merapi juga terpantau mengeluarkan guguran lava pijar ke berbagai arah, di antaranya:
- Sungai Boyong sejauh 1.900 meter (2 kali)
- Sungai Krasak sejauh 2.000 meter (51 kali)
- Sungai Bebeng sejauh 1.900 meter (12 kali)
- Kali Sat/Putih sejauh 2.000 meter (38 kali)
Cuaca di sekitar Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sementara siang hingga sore cenderung berkabut. Hujan dengan intensitas tertinggi tercatat di Pos Kaliurang sebesar 31,25 mm/jam pada 31 Oktober, namun tidak memicu lahar hujan.
BPPTKG mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di zona potensi bahaya, terutama di sektor selatan-barat daya yang mencakup Sungai Boyong sejauh 5 km, serta Sungai Krasak, Bebeng, dan Bedog sejauh 7 km.
Sementara di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol hingga 5 km. Jika terjadi letusan eksplosif, lontaran material dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
“Masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi awan panas guguran dan lahar, terutama saat hujan turun di sekitar Merapi,” pungkas Agus. (MI/AU)