Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 9 November 2025 20:52
Washington: Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa bertemu dengan perwakilan organisasi-organisasi Suriah di Washington DC pada Minggu, 9 November 2025, dalam sebuah langkah diplomatik penting selama kunjungannya ke Amerika Serikat (AS).
Mengutip dari Yeni Safak, pertemuan tersebut berfokus pada peningkatan kerja sama antara warga Suriah di luar negeri dan mereka yang berada di dalam negeri untuk mendukung upaya rekonstruksi pascaperang.
Dalam pembahasannya, Presiden Sharaa menekankan pentingnya kolaborasi di antara seluruh warga Suriah untuk membangun kembali negara tersebut setelah bertahun-tahun dilanda konflik.
Ia menyoroti apa yang disebutnya sebagai “semangat kerja sama” antara komunitas Suriah di mancanegara dan yang tetap tinggal di tanah air, sambil menegaskan perlunya tindakan terpadu dalam proses pemulihan nasional.
Presiden Suriah itu juga menyinggung soal sanksi ekonomi, menyatakan bahwa sanksi tersebut “telah memasuki tahap akhir,” serta menyerukan upaya berkelanjutan untuk memastikan penghapusannya secara penuh. Ia menggambarkan situasi saat ini sebagai “kesempatan langka” yang diperoleh Suriah, dan mendorong para perwakilan Suriah untuk berperan aktif memanfaatkan momentum diplomatik ini demi kemajuan negara.
Pertemuan di Washington berlangsung dua hari setelah pemerintah AS mencabut nama Presiden Sharaa dari daftar sanksi Specially Designated Global Terrorist (SDGT). Ia tiba di ibu kota AS pada Minggu pagi setelah menghadiri KTT Iklim COP30 di Brasil.
Sharaa dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pada 10 November besok, yang akan menjadi kunjungan pertama seorang pemimpin Suriah ke Gedung Putih dalam hampir delapan dekade.
Pemerintahan saat ini di bawah kepemimpinan Sharaa menandai transisi politik besar bagi Suriah. Pemerintahan tersebut dibentuk pada Januari lalu setelah mantan presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia pada Desember, mengakhiri kekuasaan panjang Partai Baath sejak 1963.
Pemerintah transisi baru ini tengah melaksanakan berbagai reformasi di bidang keamanan, politik, dan ekonomi, serta berupaya memperkuat kerja sama internasional.
Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Presiden Suriah Akan Kunjungi Gedung Putih