Ilustrasi aktivitas perdagangan internasional. Foto: Medcom.id
M Ilham Ramadhan Avisena • 28 January 2025 17:28
Jakarta: Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong agar pelaku usaha, terutama yang bergerak di sektor perdagangan, untuk terus bisa meningkatkan kontribusinya pada perekonomian nasional. Hal itu diperlukan agar ekonomi dalam negeri memiliki ketahanan di tengah dinamika dunia.
"Mari kita bersama-sama mencari solusi atas masalah yang terjadi akibat situasi perekonomian saat ini dan mempersiapkan diri menghadapi 2025 dengan optimisme dan strategi yang tepat," tutur Dyah seperti dikutip dari siaran pers, Selasa, 28 Januari 2025.
Sementara, Ketua Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Merek Global Indonesia (Apregindo) Handaka Santosa mengatakan, salah satu tantangan pedagang ritel yang harus dihadapi saat ini adalah penurunan jumlah kelas menengah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah kelas menengah Indonesia menurun dari 57,33 juta pada 2019 lalu menjadi 47,85 juta pada 2024. Penurunan jumlah kelas menengah ini merupakan sinyal bagi penurunan konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun Handaka melihat masih ada peluang bagi pedagang ritel melihat data jumlah rekening bank di atas Rp5 miliar yang justru bertambah. Selain itu, dia optismistis karena potensi orang kaya yang belanja di luar negeri sebesar Rp324 triliun.
Dia juga menyoroti banyaknya impor barang ilegal yang menekan daya saing pedagang ritel legal. Barang-barang ilegal itu diperjualbelikan secara online. CEO Sogo itu berharap ada upaya cerdas dan cermat untuk menghentikan peredaran barang ilegal ini.
"Barang ilegal ini memangkas pendapatan pemerintah dari bea masuk, PPN dan PPh impor, biaya survei, safeguard dan lain-lainnya," kata Handaka.
Baca juga: Melalui BRICS, Indonesia Berpeluang Buat Norma Baru dan Gugat Standar Uni Eropa |