KTT ke-47 ASEAN: Momentum Asia Tenggara Kukuhkan Diri sebagai Blok Berpengaruh

Pertemuan Menlu ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu, 25 Mei 2025. (myasean2025.my)

KTT ke-47 ASEAN: Momentum Asia Tenggara Kukuhkan Diri sebagai Blok Berpengaruh

Willy Haryono • 7 October 2025 15:30

Kuala Lumpur: Konferensi Tingkat Tinggi Ke-47 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (KTT ASEAN) di Kuala Lumpur, Malaysia pada 26–28 Oktober 2025 akan menjadi momentum besar bagi negara-negara anggota ASEAN untuk semakin menunjukkan jati diri dan eksistensi mereka di tingkat global.

Dilansir dari Antara, Selasa, 7 Oktober 2025, KTT ke-47 ASEAN akan menjadi momentum pertaruhan Asia Tenggara untuk menegaskan keberadaannya sebagai sebuah organisasi penting di kancah global.

Di tengah dinamika global yang berkembang saat ini, ASEAN tidak lagi dipandang sebagai kelompok negara-negara kelas rendah. ASEAN bergerak maju melampaui batas dan menyatakan diri siap menjadi blok ekonomi terbesar keempat dunia, setidaknya sebelum tahun 2030.

Mata dunia Barat, Asia Timur, dan negara-negara Arab kini tertuju pada ASEAN. Semua berlomba-lomba menjalin hubungan erat dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini.

Jumlah penduduk ASEAN yang menyentuh angka sedikitnya 701 juta jiwa (data Oktober 2025), atau setara dengan 8,5 persen populasi dunia, membuat ASEAN tidak bisa dipandang sebelah mata.

Komitmen ASEAN terhadap prinsip netralitas, memberikan keuntungan bagi 10 negara anggotanya untuk terbuka menjalin kerja sama dengan negara dari blok manapun, sepanjang selaras dengan prinsip-prinsip yang dianut ASEAN, yakni berlandaskan pada perdamaian dan stabilitas. Hal ini membuat ASEAN semakin disegani.

ASEAN dengan berani telah mendeklarasikan diri sebagai salah satu kawasan paling damai di seluruh dunia. ASEAN tentu memiliki modal kuat menjadi pusat dari segala upaya perdamaian dunia.

Sementara itu, dunia Barat agaknya semakin kehilangan hegemoni. Konsolidasi internal di dunia barat kian pecah. Hal ini tercermin dari suara beberapa negara Barat yang mulai berbeda pandangan, misalnya saja terkait Palestina merdeka.

Begitu banyak faktor yang mempengaruhi dinamika situasi global saat ini, baik itu karena peperangan, konflik, sentimen terhadap Barat, hingga perkembangan blok ekonomi baru, BRICS misalnya.

Di tengah berbagai dinamika yang terjadi beberapa tahun terakhir, ASEAN tetap kokoh sebagai kelompok netral yang damai dan berwibawa, terlepas dari konflik yang terjadi di Myanmar atau antara Kamboja dan Thailand.

Bahkan tahun ini ASEAN akan menambah satu lagi negara anggota tetap yakni Timor-Leste, yang diyakini akan memperkuat sekaligus memperluas jangkauan global bangsa-bangsa Asia Tenggara.

ASEAN harus berwibawa

Bangsa-bangsa Asia Tenggara harus berwibawa. Wibawa itu salah satunya dapat ditunjukkan dengan terus berpedoman pada kesetaraan dan menolak tunduk di hadapan bangsa atau negara lain di tengah prinsip inklusivitas yang dianutnya.

Kesetaraan dapat menjadi kunci bagi ASEAN dalam menunjukkan posisinya sebagai satu faktor dunia yang berpengaruh.

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah ASEAN harus konsisten menjalankan kesepakatan-kesepakatan bersama yang tertuang dalam deklarasi-deklarasi yang telah ditelurkan sepanjang penyelenggaraan KTT ASEAN selama ini.

Kita dapat mengingat kritik keras Presiden Kolombia di forum Sidang Umum Majelis PBB belum lama ini, terhadap hak veto yang kerap menggagalkan kesepakatan negara anggota, sehingga perdamaian seringkali sulit dicapai, dan membuat forum PBB seperti “tidak punya gigi”. Kritik itu boleh jadi merupakan unek-unek yang dirasakan banyak masyarakat dunia selama ini.

Berkaca kepada forum PBB itu, maka forum ASEAN haruslah berbeda. Deklarasi dan kesepakatan ASEAN harus dilaksanakan dengan baik tanpa hambatan.

ASEAN tidak boleh seperti peribahasa “pagi tahu, sore tempe”. Sikapnya harus jelas, lugas dan konsisten.

ASEAN juga perlu menegaskan posisinya yang menolak dipecah belah. Sebab, tanpa bermaksud berprasangka buruk, kebangkitan ekonomi ASEAN bukan tidak mungkin memicu sentimen dari pihak luar yang berupaya menunggangi setiap konflik kecil yang ada di kawasan.

Oleh karena itu para pemimpin negara-negara Asia Tenggara harus senantiasa mawas diri, bersikap dewasa, mengesampingkan ego kelompok, dan memastikan stabilitas di negaranya masing-masing. Dengan demikian ASEAN dapat terus fokus mengembangkan kawasan dalam sebuah kesatuan Asia Tenggara yang kokoh.

Kehadiran pemimpin dunia

Forum KTT Ke-47 ASEAN merupakan ajang memperkukuh eksistensi ASEAN. Malaysia sebagai tuan rumah dan pemegang keketuaan ASEAN tahun ini memang sudah sepatutnya mengundang sebanyak mungkin pemimpin dunia untuk hadir.

Seperti diketahui, KTT ASEAN selalu diikuti dengan pertemuan-pertemuan sampingan seperti KTT ASEAN dengan negara-negara mitra wicara, hingga pertemuan khusus lainnya. Pertemuan-pertemuan ini penting, selain meningkatkan potensi kerja sama ASEAN di berbagai bidang, juga menjadi momentum untuk menyampaikan pandangan-pandangan ASEAN tentang situasi global.

Gema KTT ASEAN tentu akan semakin luas dengan mengundang negara-negara lain di luar kawasan. Oleh sebab itu kehadiran pemimpin dunia penting adanya, tak terkecuali kehadiran Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Belakangan memang muncul seruan dari sejumlah pihak di Malaysia kepada pemerintah Malaysia agar membatalkan undangan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menghadiri KTT ASEAN.

Penolakan itu wajar disampaikan di tengah kekecewaan publik terhadap keberpihakan dan dukungan AS atas genosida yang dilakukan Israel di Gaza.

Namun, jangan pula penolakan itu ditunggangi untuk kepentingan politik kelompok tertentu. Para tokoh dan politisi di Malaysia harus memisahkan kepentingan praktis kelompok dengan kepentingan kawasan.

Otoritas Malaysia telah bertindak tepat dengan menyatakan bahwa undangan kepada Trump merupakan kesepakatan bersama negara-negara ASEAN. Dalam kerangka tuan rumah ASEAN, Malaysia memang patut memfasilitasi ruang diplomasi pertemuan negara-negara anggota dengan setiap pemimpin dunia dalam penyelenggaraan KTT ASEAN tahun ini.

Pada akhirnya forum KTT Ke-47 ASEAN harus bernas. KTT ASEAN jangan hanya menjadi forum tahunan yang "begitu-begitu saja."

KTT ASEAN kali ini harus mampu meningkatkan dan memperluas jaringan serta memperkuat posisi setiap negara anggotanya, dan menjadi sebuah forum ampuh dalam menegaskan pandangan-pandangan ASEAN, terutama terkait dengan perdamaian dunia.

Baca juga:  10 Kerja Sama Politik ASEAN untuk Kawasan Asia Tenggara yang Stabil dan Damai

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)