AS Ogah Ikut PBB Kecam Perang Rusia-Georgia pada 2008

Pertemuan dewan keamanan PBB. (Dok. Kementerian Luar Negeri AS)

AS Ogah Ikut PBB Kecam Perang Rusia-Georgia pada 2008

Riza Aslam Khaeron • 21 August 2025 11:35

Washington DC: Amerika Serikat kembali absen dari pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh beberapa anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengecam invasi Rusia ke Georgia tahun 2008 dan kehadiran militernya yang berkelanjutan di wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan.

Pernyataan itu dibacakan pada Rabu, 20 Agustus 2025 waktu setempat, bertepatan dengan peringatan 17 tahun perang Rusia-Georgia.

Melansir Kyiv Independent, pernyataan tersebut disampaikan oleh perwakilan dari Denmark, Prancis, Yunani, Inggris, dan Slovenia, bersama dengan anggota baru Dewan Keamanan, Latvia.

Mereka menegaskan dukungan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Georgia, sekaligus mengutuk provokasi yang terus dilakukan Rusia serta pelanggaran hukum internasional dan demiliterisasi yang berlangsung di wilayah pendudukan.

"Invasi Rusia ke Georgia pada Agustus 2008 menunjukkan awal dari sikap Rusia yang semakin agresif terhadap negara-negara tetangganya," ujar Wakil Tetap Deputi Slovenia untuk PBB, Ondina Blokar Drobic, dalam konferensi pers setelah rapat tertutup Dewan Keamanan, dikutip dari Kyiv Independent, 20 Agustus 2025.

"Rusia melanjutkan jalur agresifnya melalui agresi yang tidak beralasan terhadap Ukraina," tambahnya.

Namun, Amerika Serikat yang pada tahun-tahun sebelumnya ikut serta dalam kecaman serupa, kali ini tidak bergabung dalam pernyataan tersebut. Hingga berita ini diturunkan, Washington belum memberikan pernyataan publik atas ketidakhadirannya.

Langkah ini mencerminkan pola yang sebelumnya terlihat pada Februari 2025, ketika AS juga menolak resolusi Majelis Umum PBB yang menyebut Rusia secara eksplisit sebagai agresor dalam perang di Ukraina.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan saat itu bahwa resolusi tersebut dinilai terlalu memihak dan bertentangan dengan upaya diplomasi yang sedang diupayakan oleh Washington.

"Kami mengusulkan versi resolusi yang lebih lunak yang menyerukan diakhirinya konflik Rusia-Ukraina tanpa menunjuk langsung pihak yang disalahkan," ujar Rubio. Usulan tersebut didukung oleh sepuluh anggota Dewan Keamanan, sementara sekutu-sekutu AS seperti Inggris, Prancis, Denmark, Yunani, dan Slovenia justru memilih abstain.

Sikap ini menimbulkan tanda tanya di kalangan pengamat dan mitra internasional, mengingat AS sebelumnya dikenal vokal dalam mengecam agresi militer Rusia, baik di Georgia maupun Ukraina. Meskipun masih menjadi donatur utama bantuan militer untuk Ukraina, ketidakkonsistenan posisi diplomatik AS di forum internasional mulai menjadi sorotan.

Perang Rusia-Georgia yang meletus pada Agustus 2008 dikenal sebagai perang pertama di Eropa abad ke-21. Setelah lima hari pertempuran, Rusia secara sepihak mengakui Abkhazia dan Ossetia Selatan sebagai negara merdeka dan menempatkan pasukan permanen di sana, membuka jalan bagi pola agresi yang kemudian berulang di Krimea, Donbas, dan seluruh wilayah Ukraina.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)