Petani dan penggembala di Afia, Nigeria, kerap bersaing dalam memperebutkan lahan dan sumber air. (Anadolu Agency)
Benue: Setidaknya sebelas orang tewas dalam serangan kelompok penggembala bersenjata di komunitas Afia, Negara Bagian Benue, Nigeria pada Selasa kemarin. Serangan ini terjadi lima hari setelah pembantaian 50 petani di wilayah yang sama.
Iyorkyaa Kaave, pemimpin komunitas, menyebut serangan tersebut sebagai “bagian dari agenda menggusur petani adat.”
Mengutip dari Anadolu Agency, Rabu, 23 April 2025, para korban tewas ditemukan di lokasi kejadian, dan puluhan orang juga mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Wilayah Afia telah mencatat 100 korban jiwa dalam dua pekan terakhir akibat eskalasi konflik petani-penggembala. Kepolisian setempat mengaku sedang berupaya memulihkan keamanan di Afia.
Dampak dan respons terhadap serangan
Serangan terbaru memperburuk ketegangan antara petani dan penggembala yang bersaing memperebutkan lahan dan sumber air di Afia. Perubahan iklim dan pertumbuhan populasi turut memicu konflik berkepanjangan ini.
Masyarakat setempat menuntut tindakan tegas dari Presiden Nigeria Bola Tinubu, dan menolak segala bentuk negosiasi dengan pelaku kekerasan.
Juru bicara Kepolisian Benue, Sewuese Anene, mengatakan bahwa upaya pengamanan terus dilakukan. Di waktu bersamaan, masyarakat mengeluhkan lambannya respons pemerintah dalam menangani krisis yang telah merenggut puluhan nyawa dalam waktu singkat.
Akar konflik dan tuntutan masyarakat
Konflik ini berakar pada persaingan sumber daya alam dan penghalangan rute migrasi ternak. Petani adat di Benue kerap bentrok dengan penggembala yang mencari padang rumput.
Warga Afia kini hidup dalam ketakutan, meminta perlindungan lebih dari aparat keamanan. (
Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga:
Serangan Bandit Bersenjata Tewaskan 160 Orang di Nigeria