PM Malaysia saat menemui awak media di gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025. (Metrotvnews.com)
Willy Haryono • 29 July 2025 18:04
Jakarta: Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan pentingnya menyelesaikan sengketa perbatasan secara damai melalui dialog dan hukum internasional, bukan konfrontasi. Hal itu ia sampaikan saat menjawab pertanyaan mengenai dinamika perbatasan Indonesia–Malaysia dalam konferensi pers di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025.
“Kita punya dua pilihan: pergi berperang, atau bernegosiasi,” kata PM Anwar.
Ia menjelaskan bahwa dalam berbagai isu perbatasan, termasuk saat dirinya menghadapi tekanan politik dalam negeri soal wilayah seperti Sulawesi dan Ambalat, pilihan terbaik tetaplah dialog berdasarkan hukum.
“Dalam negosiasi, kita harus siap menerima kebenaran berdasarkan hukum. Lihat Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, lihat perjanjian-perjanjian yang ada, dan juga sejarah. Dari situlah kita bisa menemukan resolusi,” ujar dia.
PM Anwar menyebut bahwa hampir semua negara memiliki masalah perbatasan, termasuk Malaysia, Indonesia, dan negara-negara di benua Amerika. Namun selama konflik tidak dibiarkan membesar, dan ada itikad baik untuk menyelesaikan bagian-bagian yang bisa diselesaikan lebih dulu, maka stabilitas bisa dijaga.
“Masalah perbatasan tidak harus jadi sumber permusuhan. Yang tidak bisa kita selesaikan sekarang, bisa ditunda dengan saling menghormati. Tidak harus menjadi konflik,” sebut PM Anwar.
Ia juga mengungkapkan optimisme bahwa hubungan Indonesia dan Malaysia berada dalam posisi terbaik saat ini. “Selama 60 tahun beberapa isu perbatasan belum selesai, tapi hubungan kita tetap kuat. Ada tingkat kepercayaan tinggi. Dan yang bisa diselesaikan, harus kita selesaikan,” tutur PM Anwar.
Baca juga: Indonesia dan Malaysia Sepakati Tapal Batas Baru di Wilayah Perairan dan Daratan