Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi jalannya latihan para kadet di Pyongyang, 25 Februari 2025. (KCNA)
Willy Haryono • 17 June 2025 21:05
Pyongyang: Korea Utara akan mengirim ribuan orang untuk membantu rekonstruksi wilayah Kursk di Rusia, termasuk pekerja konstruksi dan tim penjinak ranjau. Langkah ini menjadi sinyal terbaru dari penguatan kemitraan militer antar kedua negara.
Mengutip kantor berita RIA Novosti, Selasa, 17 Juni 2025, pejabat tinggi keamanan Rusia Sergei Shoigu menyatakan bahwa Korea Utara akan mengirim 1.000 penjinak ranjau dan 5.000 pekerja konstruksi militer ke wilayah Kursk.
Pernyataan ini disampaikan Shoigu saat melakukan kunjungan ke Pyongyang dan bertemu langsung dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un.
“Setelah pengusiran para penyerbu dari tanah Rusia, kami sepakat untuk melanjutkan kerja sama konstruktif, di mana pihak Korea akan memberikan bantuan dalam pemulihan wilayah Kursk,” kata Shoigu, seperti dikutip RIA Novosti.
Sebelumnya, Korea Utara telah mengirim ribuan tentara dan persenjataan konvensional untuk mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina. Pihak Washington dan Seoul menyatakan bahwa Pyongyang kemungkinan besar mengincar transfer teknologi dari Rusia yang dapat memperkuat program senjata nuklirnya.
Menurut laporan media Rusia, Shoigu dan Kim sempat membahas proyek rekonstruksi Kursk selama kunjungan Shoigu ke Pyongyang awal bulan ini. Kantor berita Tass menyebut bahwa Shoigu tiba di ibu kota Korea Utara pada Selasa untuk menjalankan “misi khusus” dari Presiden Vladimir Putin.
Media pemerintah Korea Utara belum mengonfirmasi kunjungan tersebut secara resmi.
April lalu, Pyongyang dan Moskow untuk pertama kalinya mengonfirmasi secara terbuka pengerahan tentara Korea Utara ke Rusia. Saat itu, mereka menyatakan bahwa pasukan dari kedua negara bertempur bersama untuk menahan serangan Ukraina di wilayah perbatasan Kursk.
Putin bahkan menyampaikan terima kasih kepada Korea Utara atas kontribusinya dan berjanji tak akan melupakan pengorbanan tersebut.
Masih di bulan yang sama, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) melaporkan bahwa Korea Utara telah kehilangan sekitar 4.700 personel dalam pertempuran, termasuk 600 kematian. NIS juga menyebut bahwa sebanyak 15.000 pekerja Korea Utara telah dikirim ke Rusia dalam program kerja sama industri bilateral.
Baca juga: Kesulitan Hadapi Perang Drone, 100 Pasukan Korea Utara Jadi Korban di Ukraina