Warga Pantura Kesulitan Transportasi Akibat Banjir Rob  Berkepanjangan

Banjir Rob masih merendam Jalur Pantura Semarang-Demak hingga mengakibatkan terganggunya transportasi antar daerah. Dokumentasi/ Media Indonesia

Warga Pantura Kesulitan Transportasi Akibat Banjir Rob Berkepanjangan

Media Indonesia • 1 July 2025 23:54

Pemalang: Banjir air laut pasang (rob) masih merendam sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah Selasa, 1 Juli 2025. Warga berharap segera dapat teratasi karena selain mengakibatkan kesulitan beraktivitas juga terganggunya perekonomian.

Pemantauan banjir rob masih berlangsung di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pemalang, Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati dengan ketinggian bervariasi 20-120 centimeter, bahkan jalur Pantura Semarang-Demak juga terendam hingga lalulintas terganggu.
 

Baca: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Pantura Jateng
 
Di Kabupaten Demak menjadi daerah terparah dilanda banjir rob, karena selain sudah bertahun-tahun 22 desa di empat kecamatan terendam, juga terus meluas dan kini mencapai radits 10 jilometydari bibir pantai membuat warga kesulitan beraktivitas dan perekonomian terganggu karena banjir merendam area pertanian dan pertambakan, pasar, perkantoran dan rumah.

"Kami juga alami kesulitan transportasi jalan terendam dan kendaraan sering rusak mesin dan kropos, sehingga harus sering keluar masuk bengkel," kata Agus,45, warga Tugu, Kecamatan Sayung, Demak.

Kondisi serupa juga terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, bahkan banjir rob di Desa Tunggulsari tercatat sudah dua bulan terakhir tidak kunjung surut hingga membuat ratusan hektare tambak rakyat tidak dapat berproduksi dan penghasilan warga juga merosot. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetya, mengungkapkan dampak banjir rob di Kecamatan Tayu tersebut setidaknya ada delapan desa terendam, sehingga Pengkab Pati telah menggelontorkan babtuanbubtuk warga terdampak.

Demikian juga di Jepara, banjir rob merendam enam desa terdampak abrasi di Kecamatan Kedung yakni Desa Kedung Malang, Surodadi, Panggung, Kalianyar, Bulak Baru dan Tanggultlare, hal ini mengakibatkan warga harus mengalami kesulitan beraktivitas.

"Tidak hanya rob tetapi juga abrasi," ujar Sulkan,56, Warga Desa Surodadi, Jepara.

Sementara Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengatakan pembangunan tanggul laut (Hybrid Sea Wall) sepanjang 20 kilometer mulai Sayung (Demak) hingga Kedung (Jepara) dengan menelan anggaran Rp1,7 triliun menurut rencana dimulai pada Oktober 2025 mendatang. 

"Bulan Juli-September kita akan mematangkan desain dan menentukan titik koordinat pekerjaan. Pemerintah Kabupaten Demak juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat," ungkap Taj Yasin.

Dengan selesainya pembangunan tanggul laut tersebut, menurut Taj Yasin, diharapkan banjir rob melanda di dua daerah yakni Demak dan Jepara kedepan akan dapat teratasi, sehingga tidak ada lagi banjir terjadi seperti sekarang ini.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)