IMF: Gara-gara Kebijakan Perdagangan AS, Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti

Ilustrasi ekonomi global jeblok. Foto: Freepik.

IMF: Gara-gara Kebijakan Perdagangan AS, Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti

Husen Miftahudin • 11 January 2025 10:35

Washington: Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memperingatkan ekonomi global pada 2025 menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena kebijakan ekonomi, khususnya arah kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS).

"Tidak mengherankan, mengingat ukuran dan peran ekonomi AS, ada minat yang besar secara global terhadap arah kebijakan administrasi pendapatan, khususnya, pada tarif, pajak, deregulasi dan efisiensi pemerintah," kata Georgieva dalam diskusi panel media di kantor pusat IMF di Washington DC, dikutip dari Xinhua, Sabtu, 11 Januari 2025.

"Ketidakpastian ini khususnya tinggi dalam arah kebijakan perdagangan ke depannya, menambah tantangan yang dihadapi ekonomi global, terutama bagi negara dan kawasan yang lebih terintegrasi dalam rantai pasokan global," sambung Georgieva.

Ia mencatat ketidakpastian diekspresikan secara global melalui suku bunga jangka panjang yang lebih tinggi, meskipun suku bunga jangka pendek telah turun, dan menyebutnya sebagai hal yang 'sangat tidak biasa'.
 

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Dunia Diramal Gak Berubah Tahun Ini, Masih 2,8%


(Ilustrasi mata uang dunia. Foto: Timesofmalta)
 

Dolar AS bakal sulit dikalahkan


Kepala IMF juga menunjukkan adanya pergeseran ekspektasi pasar, yang menyebabkan efek berantai pada harga aset dan nilai tukar. Dolar yang kuat, baik terhadap mata uang negara maju maupun terhadap mata uang negara berkembang, berpotensi mendorong biaya pendanaan yang lebih tinggi bagi negara-negara ekonomi berkembang terutama bagi negara-negara berpendapatan rendah.

Ia mendesak para pembuat kebijakan untuk mengatasi teka-teki pertumbuhan rendah dan utang tinggi. Kata dia, negara-negara perlu untuk terus menempuh jalur menuju stabilitas harga.

"Mereka memang perlu mengejar konsolidasi fiskal bertahap, tetapi mereka juga perlu segera mengadopsi reformasi yang pro-pertumbuhan, dan meningkatkan pertumbuhan dengan cara yang berkelanjutan," papar Georgieva.

"Suku bunga jangka pendek turun. Hasil jangka panjang naik. Negara-negara tidak dapat keluar dari masalah ini dengan berutang. Mereka hanya dapat tumbuh dan berkembang," tambah dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)