Ilustrasi pertumbuhan ekonomi global. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 10 January 2025 15:17
Jakarta: Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan tetap 2,8 persen pada 2025, tidak berubah dari tahun sebelumnya. Hal ini tertuang dalam laporan PBB yang dirilis kemarin.
Meskipun inflasi mereda, kondisi pasar kerja membaik dan pelonggaran moneter serta pertumbuhan global diperkirakan akan tetap berada di bawah laju yang terlihat sebelum pandemi. Ekonomi dunia juga terus menghadapi ketidakpastian yang signifikan.
Menukil
Xinhua, Jumat, 10 Oktober 2025, laporan tersebut memperkirakan ekonomi dunia akan meningkat 2,9 persen pada 2026. Namun, ketidakpastian masih menghantui, dengan risiko yang berasal dari konflik geopolitik, meningkatnya ketegangan perdagangan, dan biaya pinjaman yang tinggi di banyak negara.
Tantangan ini sangat akut bagi negara-negara berpendapatan rendah dan rentan, di mana pertumbuhan yang tidak memadai dan rapuh mengancam akan semakin melemahkan kemajuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Pertumbuhan ekonomi berbagai belahan dunia
Sementara pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) diproyeksikan akan melambat dari 2,8 persen pada 2024 menjadi 1,9 persen pada 2025, karena pasar tenaga kerja melemah dan pengeluaran konsumen melambat.
Eropa diperkirakan akan pulih secara moderat, dengan produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 0,9 persen pada 2024 menjadi 1,3 persen pada 2025, didukung oleh meredanya inflasi dan pasar tenaga kerja yang tangguh, meskipun pengetatan fiskal dan tantangan jangka panjang, seperti pertumbuhan produktivitas yang lemah dan populasi yang menua, terus membebani prospek ekonomi.
Asia Timur diproyeksikan akan tumbuh sebesar 4,7 persen pada 2025, didorong oleh pertumbuhan stabil Tiongkok yang diproyeksikan sebesar 4,8 persen, didukung oleh konsumsi swasta yang kuat di seluruh wilayah.
Asia Selatan diperkirakan akan tetap menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat, dengan
pertumbuhan PDB yang diproyeksikan sebesar 5,7 persen pada 2025, dipimpin oleh ekspansi India sebesar 6,6 persen.
Afrika diproyeksikan akan tumbuh secara moderat dari 3,4 persen pada 2024 menjadi 3,7 persen pada 2025, berkat pemulihan di ekonomi utama termasuk Mesir, Nigeria, dan Afrika Selatan.
Meskipun terus mengalami ekspansi, ekonomi global diproyeksikan akan tumbuh pada laju yang lebih lambat dibandingkan rata-rata 2010-2019 (sebelum pandemi) sebesar 3,2 persen. Inflasi global diproyeksikan akan turun dari 4,0 persen pada 2024 menjadi 3,4 persen pada 2025, memberikan sedikit keringanan bagi rumah tangga dan bisnis.
(Ilustrasi ekonomi global. Foto: RBS)
Pemangkasan suku bunga masih berlanjut
Bank sentral utama diperkirakan akan lebih lanjut memangkas suku bunga tahun ini karena tekanan inflasi terus mereda. Secara khusus, inflasi pangan tetap tinggi, dengan hampir setengah dari negara berkembang mengalami tingkat inflasi di atas 5,0 persen pada 2024.
Bagi ekonomi negara berkembang, meredanya kondisi keuangan global dapat membantu mengurangi biaya pinjaman, tetapi akses ke modal tetap tidak merata. Banyak negara berpendapatan rendah terus berjuang dengan beban pelayanan utang yang tinggi dan akses yang terbatas ke pembiayaan internasional.
Laporan tersebut menekankan pemerintah harus memanfaatkan setiap ruang fiskal yang diciptakan oleh pelonggaran moneter untuk memprioritaskan investasi dalam pembangunan berkelanjutan, terutama di sektor sosial yang penting. (Laura Oktaviani Sibarani)