Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza. Metrotvnews.com/Erlangga
Husen Miftahudin • 16 October 2025 12:29
Jakarta: Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyampaikan angka kontribusi industri pengolahan nonmigas manufaktur mencapai 16,92 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2025. Angka ini meningkat dibandingkan kuartal II-2024 yang mencapai 16,72 persen.
"Dengan kontribusi sebesar 16,9 persen, maka kira-kira penyerapan tenaga kerjanya itu sebesar 13,5 persen atau setara sekitar 19 juta pekerja," ungkap Faisol dalam forum bertajuk "1 Tahun Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth" di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.
Kontribusi investasi untuk sektor manufaktur mencapai Rp366,6 triliun atau sekitar 38,88 persen dari total Rp942,9 triliun. Dengan begitu, angka penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur mencapai 16 juta hingga 21 juta
tenaga kerja.
"Kalau kita menghitung potensi investasi yang sedang berjalan sekarang ini, maka penyerapan tenaga kerjanya itu bisa sekitar 13 persen sampai 15 persen itu kira-kira dari 16 juta sampai 21 juta potensi tenaga kerja yang akan terserap melalui investasi sekarang yang sedang berjalan," papar dia.
PHK Sektor Manufaktur
.jpg)
Di sisi lain, Faisol mengakui isu pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor manufaktur tengah menjadi buah bibir. Utamanya pada sektor industri tekstil dan produk tekstil, industri hasil tembakau, dan beberapa sektor lainnya.
Namun, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) masih bangga mengingat dalam dua bulan terakhir indeks PMI Manufaktur Indonesia berada di angka 50,4 pada September 2025.
Indeks Kepercayaan Industri (IKI) juga stabil di level 53,02. Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas (IPNM) tumbuh sebesar 5,60 persen, di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,12 persen.
"Ini bagus di tengah ekonomi global yang dinamis dimana disrupsinya luar biasa terjadi, terutama dalam hal logistik sehingga berpengaruh terhadap harga bahan baku dan proses ekspor impor. Namun demikian angka pertumuhan atau kontribusi industri pengolahan nonmigas manufaktur masih tinggi," ungkap Faisol.