Gelontoran Rp200 Triliun Mulai Membuahkan Hasil, Purbaya: Awalnya Orang Sangsi, Sekarang Terbukti!

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa. Foto: Metrotvnews.com/Husen.

Gelontoran Rp200 Triliun Mulai Membuahkan Hasil, Purbaya: Awalnya Orang Sangsi, Sekarang Terbukti!

Husen Miftahudin • 14 October 2025 21:12

Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menjawab keraguan banyak pihak terkait dengan kebijakan gelontoran Rp200 triliun dana pemerintah ke Himbara. Kucuran dana ke lima bank pelat merah tersebut lambat laun mulai terbukti.
 
"Orang kan sangsi apakah kebijakan itu menimbulkan demand? Kelihatannya strategi saya betul, demand-nya mulai tumbuh lagi. Jadi perilaku ekonomi kita sesuai dengan di buku-buku teori ekonomi, kalau dikasih uang cukup akan tumbuh demand-nya," ucap Purbaya dalam Konferensi Pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.
 
Purbaya mengakui banyak orang yang awalnya meragukan kebijakan kucuran dana Rp200 triliun ke perbankan lantaran dianggap tidak akan berdampak pada permintaan masyarakat. Namun, dalam waktu sebulan, kebijakan itu mulai membuahkan hasil.
 
"Kebijakan yang kita gelontorkan ke sistem (perbankan), yang Rp200 triliun itu, mulai memicu juga permintaan masyarakat," sebut Purbaya.
 

Baca juga: Tak Khawatir Penerimaan Pajak Turun, Kemenkeu: Uangnya Bikin Ekonomi Indonesia Tumbuh


(Sejumlah survei terkait belanja masyarakat dan aktivitas usaha yang ekspansif. Foto: Tangkapan layar YouTube Kemenkeu)
 

Belanja masyarakat dan aktivitas usaha kian ekspansif

 
Purbaya mengungkapkan, keberhasilan kucuran dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) ke perbankan itu terlihat dari sejumlah data yang menunjukkan belanja masyarakat dan aktivitas usaha semakin ekspansif semenjak kebijakan Purbaya mulai diberlakukan pada 12 September 2025 lalu.
 
Tren penjualan ritel misalnya, yang telah menunjukkan kenaikan secara bertahap. Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel pada September 2025 meningkat sebesar 5,8 persen (yoy).
 
"Tren penjualan ritel yang katanya lesu. Ini tadinya Agustus turun, September gonjang ganjing, turun sedikit awal bulan, sekarang tumbuhnya 5,8 persen. Jadi tertinggi dalam satu setengah tahun terakhir, enam bulan dan setahun ini juga paling tinggi," beber Purbaya.
 
Kemudian proporsi pengeluaran masyarakat untuk konsumsi juga ikut terkerek. Tabungan, cicilan pinjaman, dan konsumsi masing-masing tumbuh 13,7 persen; 11,2 persen; dan 75,1 persen.
 
Selanjutnya aktivitas manufaktur yang melanjutkan ekspansi, ditopang permintaan domestik. Lalu konsumsi listrik, bisnis, dan industri juga masih tumbuh positif.
 
"Inisiatif ini bukan hanya soal likuiditas, ini soal penciptaan multiplier effect, menurunkan cost of fund, mendorong pembiayaan sektor rill, dan menjaga momentum pemulihan," tegas Purbaya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)