Griya Lansia Husnul Khatimah di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Metrotvnews.com/ Daviq Umar Alfaruq
Daviq Umar Al Faruq • 18 July 2025 17:58
Malang: Griya Lansia Husnul Khatimah di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, saat ini menampung 194 orang lanjut usia (lansia) dari berbagai daerah. Tempat ini dikenal sebagai perlindungan bagi lansia terlantar dengan pelayanan berbasis kasih sayang dan donasi sosial.
Pendiri sekaligus pengelola Griya Lansia Husnul Khatimah Malang, Arief Camra, mengatakan sejak pertama kali beroperasi, total ada 290 lansia yang telah meninggal dunia di tempatnya. Ratusan lansia itu pun dimakamkan oleh pihak griya.
"Kalau lansianya saat ini ada 194 orang. Yang meninggal 290 orang," katanya saat dikonfirmasi, Jumat, 18 Juli 2025.
Baca: Viral Lansia Dititipkan ke Panti Jompo, Pemkot Surabaya Minta Anak Rawat Kembali
|
Hingga saat ini tercatat sudah ada enam kasus penelantaran lansia oleh anak kandung yang diterima Griya Lansia Husnul Khatimah Malang. Seluruh kasus berasal dari wilayah Jawa Timur.
“Enam kali, semua dari Jawa Timur. Ada juga yang terang-terangan ibunya dibuang di pinggir jalan, tapi kami nggak ketemu sama orangnya. Warga yang menyaksikan,” jelasnya.
Kasus penelantaran orang tua terbaru yang ada di Griya Lansia Husnul Khatimah Malang adalah kasus Siti Fatimah. Lansia itu diserahkan oleh anak kandungnya di Jalan Perlis Gang 6, Surabaya, pada Selasa, 15 Juli 2025 lalu.
Peristiwa penyerahan lansia bernama Siti Fatimah ini terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial. Dalam video tersebut diceritakan bahwa tidak ada satu pun dari anak-anak Siti Fatimah yang bersedia merawat sang ibu.
"Betul, nggak ada rekayasa. Keadaannya seperti itu," tegas Arief.
Arief menjelaskan awal mula peristiwa ini diketahui dari laporan seorang warga yang merupakan tetangga dari keluarga Siti Fatimah tersebut. Dari laporan itu terungkap bahwa empat anak kandung dari si ibu saling lempar tanggung jawab soal perawatan sang ibu.
Bahkan, salah satu anak disebut sempat meninggalkan ibunya begitu saja di depan sebuah rumah indekos.
“Salah satu dari empat anak itu ada yang menaruh ibunya di depan kos-kosannya orang. Terus ibunya ini (tetangg) mengajukan ke saya. Saya tolak karena punya anak empat, nggak mungkin bisa masuk Griya Lansia,” jelas Arief.