Serapan Beras Lokal Tembus 2,3 Juta Ton, Tertinggi dalam 57 Tahun!

Ilustrasi. Foto: dok Kementerian Pertanian.

Serapan Beras Lokal Tembus 2,3 Juta Ton, Tertinggi dalam 57 Tahun!

Naufal Zuhdi • 28 May 2025 11:40

Jakarta: Pemerintah berhasil mencetak tonggak sejarah baru dalam penguatan ketahanan pangan nasional. Untuk pertama kalinya dalam 57 tahun terakhir, serapan beras lokal oleh Perum Bulog selama periode Januari hingga Mei mencapai angka tertinggi, yakni 2,351 juta ton per 27 Mei 2025 pukul 11.30 WIB.

Jumlah ini melonjak 400 persen dibandingkan rata-rata serapan lima tahun terakhir berkisar 600 ribu dan rata-rata hanya 1,2 juta ton per tahun. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut capaian ini sebagai lompatan eksponensial dalam kinerja penyerapan beras nasional.

"Biasanya angka serapan seperti ini baru tercapai dalam waktu satu tahun penuh. Tapi kali ini, dalam waktu kurang dari lima bulan, kita sudah melampauinya. Ini lompatan eksponensial," sebut Amran dikutip dari siaran pers yang diterima, Rabu, 28 Mei 2025.
 
Lebih lanjut, Amran menyatakan lonjakan serapan ini sepenuhnya berasal dari produksi dalam negeri, tanpa ada tambahan beras medium impor sejak awal 2025.

"Ini murni hasil panen petani kita sendiri. Tidak ada impor. Publik perlu tahu, keberhasilan ini adalah hasil nyata dari kerja keras petani dan kebijakan pemerintah yang berpihak," tegas dia.  

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Januari-Mei 2025 tercatat 16,55 juta ton, meningkat 11,95 persen dibandingkan produksi 2024.
 

Baca juga: Beras Bulog Tertinggi Sepanjang Sejarah Capai 3,7 Juta Ton


(Ilustrasi gudang beras Bulog. Foto: dok MI)
 

Ciptakan kedaulatan pangan nasional


Peningkatan produksi beras Indonesia turut diakui oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang mencatat estimasi produksi Indonesia di angka 34,6 juta ton untuk periode 2024/2025, tertinggi di ASEAN, melampaui Thailand dan Vietnam, dan bahkan melebihi target pemerintah sendiri sebesar 32 juta ton.

Amran menambahkan capaian ini turut memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan laporan BPS, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB menurut lapangan usaha triwulan I/2025 (yoy) mencapai 10,52 persen, tertinggi sepanjang sejarah.

Hal ini, sambung dia, menjadi sinyal kuat kebijakan yang berpihak pada produksi nasional berdampak nyata bagi perekonomian dan membuka lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.

Dengan berbagai indikator ini, Indonesia tidak hanya mendekati swasembada beras, tetapi juga mulai melangkah menuju kedaulatan pangan nasional.

"Kita tidak lagi hanya bicara swasembada, tapi sudah bicara kedaulatan. Dengan angka serapan seperti ini, Indonesia siap mengambil peran lebih besar dalam sistem pangan dunia," jelas Amran.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)